Saturday, July 18, 2020

Permainan Tradisional Boy-Boyan

Permainan ini dikenal juga dengan nama Pecah Piring atau Gebokan. Boy-boyan merupakan permainan tradisional yang berasal dari provinsi Jawa Barat. Di tempat Sunda asal permainan ini, ada yang menyebutnya boy-boyan, ada juga yang menyebutnya Bebencaran. Permainan ini mempunyai nama yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Di tempat Pati dikenal dengan nama Gaprek Kempung. Dan di beberapa tempat lainnya permainan ini disebut Gebokan, yang berasal dari bunyi bola karet yang dipakai dalam permainan mengenai anggota tubuh dari pemain akan menjadikan bunyi "Gebok”. Permainan tradisional ini memadukan kerja motorik anak dan juga mengasah kemampuan menciptakan strategi.

Alat yang dipakai dalam permainan ini yaitu bagian genteng atau gerabah, bagian asbes, potongan kayu, atau pacahan kerikil bata, atau kaleng susu, dan sebagainya. Bola plastik, bola tenis atau buat sendiri bolanya dari kumpulan kertas yang yang dibungkus kantong kresek dan diikat dengan karet. Bola ini dipakai untuk mematikan lawan. Jumlah pemain dalam permainan boy-boyan 8-10 pemain, diusahkan berjumlah genap sebab masing-masing regu baik regu penyerang dan regu jaga pemainnya berjumlah sama sehingga permainan sanggup berjalan seimbang.

Teknik dan Aturan Permainan
  1. Permainan dimulai membentuk regu bertahan dan regu penyerang dengan melaksanakan suit, Tim yang menang menjadi tim penyerang, dan yang kalah suit akan menjadi tim penjaga. 
  2. Anak-anak dari tim penyerang akan bergantian melemparkan bola ke arah susunan genteng supaya roboh. Ketika susunan genteng tersebut berhasil ditembak dan roboh berserakan, maka anggota tim penyerang akan berlarian menjauhi belum dewasa dari tim jaga.
  3. Selanjutnya, tim penyerang harus menyusun kembali menara genteng yang awut-awutan tersebut sambil menghindari tembakan bola dari pemain jaga. Jika pemain penyerang terkena tembakan akan menjadi pemain bertahan dan sebaliknya.
  4. Biasanya yang menjadi tim jaga akan berteriak-teriak untuk mengoper bola supaya sedapat mungkin berhasil  menembakan bola ke arah anggota tubuh tim penyerang. Sedangkan tim penyerang akan berusaha sebaliknya, yaitu menjauhi tim penjaga supaya bisa menghindari tembakan. Tim penjaga berusaha untuk menyusun genteng tersebut menjadi susunan utuh kembali.
  5. Jika tidak ada yang terkena lemparan bola oleh tim jaga, dan susunan genteng berhasil kembali disusun tegak, maka permainan berakhir dengan skor 1-0 untuk tim penyerang. Selanjutnya permainan akan diulang menyerupai itu sampai sanggup ditentukan .tim pemenang permainan

Permainan boy-boyan ini memang sederhana. Tapi dibalik kesederhanaan itu kami diajarkan ihwal bagaimana cara bekerja sama dalam satu tim, yaitu berusaha untuk melindungi mitra supaya tidak terkena tembakan bola lawan. Disamping itu, permainan ini juga melatih konsentrasi. Konsentrasi saat menembakan bola supaya sempurna mengenai genteng dan bisa merobohkannya. Pelajaran lain yang sanggup diambil dari permainan boy-boyan ini yaitu kami berguru ihwal ketepatan dan kecepatan saat harus menghindari tembakan bola lawan dan menyusun kembali genteng yang berserakan.
 Permainan ini dikenal juga dengan nama Pecah Piring atau Gebokan Permainan Tradisional Boy-Boyan
Manfaat Permainan
Selain sebagai hiburan permainan tradisional boy-boyan ternyata mempunyai banyak manfaat yang sangat diharapkan oleh anak. Manfaat permainan boy-boyan sanggup dikelompokkan dalam kelompok kognitif, afektif, psikomotor, dan emosional..
  1. Aspek kognitif. Nilai kognitif yang terkandung didalam permaianan boy-boyan ini yaitu para pemain penyerang harus ber4ikir semoga mereka sanggup menyusun kembali menara tanpa terkena bola dari kelompok penjaga, begitu juga dengan kelompok penjaga harus berusaha menggagalkan perjuangan yang dibentuk kelompok  pemenang untuk menyusun menara. 6leh kerana itu, pemain harus memikirkan dan merencanakan taktik dengan baik semoga sanggup menjadi pemenang.
  2. Aspek afektif. Nilai afektif yang ada di dalam permainan boy-boyan ini diantaranyaadalah memahami konsep sportivitas. Melalui permainan ini anak berguru bersikap sportiif, yaitu bermain secara jujur, memperlihatkan perilaku menghargai pemain lain, mendapatkan kemenangan dengan perilaku masuk akal atau mendapatkan kekalahan secara terbuka. Mengenal kerja sama. Pentingnya kerjasama juga sanggup dipelajari anak melalui permainan tradisonal ini. Meningkatkan kepercayaan diri. Dalam permainan tradisional rasa percaya diri anak sanggup ditumbuhkan. Rasa percaya diri ini sangat penting sebagai bekal dirinya menghadapi banyak sekali tantangan dalam kehidupannya di kemudian hari. 
  3. Aspek psikomotor yang terkandung didalam permaianan tradisional boy-boyan yaitu, melatih kemampuan fisik anak. Dalam permainan tradisional ini gerak fisik sangat ditekankan. Memainkan  permainan ini amat baik  untuk meyalurkan energi anak yang berlebih sebab anak memang harus banyak bergerak. Dalam permainan ini anak dituntut untuk aktif berlari, kelompok pemenang berusaha menghidari bola yang dilempar kelompok penjaga dan kelompok penjaga berusaha melempar bola semoga mengenai kelompok pemain. 
  4. Aspek sosial, melalui permainan ini anak sanggup bersosialisasi dengan teman-temannya.Permainan tradisonal memungkinkan adanya interaksi sosial. Interaksi dalam permainan tradisonal mendorong anak untuk berguru ihwal konsep berbagi, menanti giliran, bermain secara fair, juga mengajarkan arti kemenangan dan kekalahan. Melalui kontak konkret dengan orang lain, anak berguru menemukan siapa dirinya di tengah ruang lingkup pergaulan, apa yang bisa dilakukan, bagaimana ia bisa mengikuti keadaan dengan situasi di sekitanya.
  5. Aspek emosinal. Dengan adanya permainan ini anak akan berguru mengelola emosi. Pengelolaan emosi sangat penting bagi anak semoga sanggup mengendalikan diri di kehidupans osialnya. Selain itu, permainan ini sanggup memperlihatkan rasa bahagia sekaligus untuk melepaskan ketegangan yang dialami belum dewasa sehabis mengkuti palajaran di sekolah

No comments:

Post a Comment