Thursday, July 2, 2020

Cara Pengambilan Sampel Penelitian

Subjek penelitian yaitu sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun forum (organisasi) . Subjek penelitian intinya yaitu yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Di dalam subjek penelitian inilah terdapat objek penelitian.

Objek penelitian yaitu sifat keadaan dari suatu benda, orang, atau yang menjadi sentra perhatian dan target penelitian. Sifat keadaan dimaksud sanggup berupa sifat, kuantitas, dan kualitas yang sanggup berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra, simpati-antipati, keadaan batin, dan sanggup juga berupa proses.

Populasi yaitu keseluruhan subyek penelitian.Populasi tergantung pada objek atau target penelitian. Populasi sanggup berupa sejumlah insan ataupun acara manusia. Sebagian anggota populasi yang diteliti dari seluruh anggota populasi itu disebut sebagai sampel penelitian. Sampel yaitu objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai dengan yang dibutuhkan sebagai wakil dari populasi yang ada. Penentuan sampel dalam penelitian sangat penting. Oleh alasannya yaitu itu, perlu dijelaskan biar kebenaran suatu penelitian tetap terjaga.

A. Pertimbangan Dalam Menggunakan Sampel
Populasi dan sampel merupakan cuilan penting dalam penelitian walaupun tidak selamanya sampel itu harus ada. Penelitian harus memiliki permasalahan dan tujuan yang jelas. Jika melibatkan sejumlah orang harus diputuskan terlebih dahulu kerangka konsepsionalnya sebagai batasan operasional dalam menentukan:
  1. Apakah penelitian yang dilakukan akan mencakup keseluruhan populasi
  2. Apakah hanya akan mencari dan mengambil sebagian populasi.

Beberapa pertimbangan dalam menetapkan perlu tidaknya menggunakan sampel yaitu sebagai berikut.
  1. Besarnya Populasi. Jika populasi yang diambil cukup besar, penggunaan sampel sangat diperlukan.
  2. Biaya yang Tersedia. Jika dana yang tersedia kurang memadai untuk menjangkau populasi perlu digunakan sampel.
  3. Sarana dan Prasarana yang Tersedia. Apabila sarana, prasarana, dan transportasi untuk menjangkau responden sulit dilakukan, sampel diperlukan.
  4. Waktu dan Tenaga yang Tersedia. Perlu diperhatikan waktu dan tenaga yang tersedia untuk mendapat data. Apabila waktu penelitian singkat dan tenaga yang tersedia terbatas perlu digunakan sampel.
  5. Bebas dari Sifat Bias. Di dalam pengambilan sampel harus diusahakan biar sampel yang terbentuk bebas dari sifat memihak atau bias.
Pengambilan sampel harus dilaksanakan secara hati-hati biar keterangan yang diperoleh memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut.
  1. Menentukan bentuk atau jenis sampel yang paling efisien danmmenghasilkan keterangan paling saksama.
  2. Menentukan cara pengambilan sampel dan menentukan siasat penarikan anggota sampel sehingga sampel bias (sifat memihak yang terdapat di dalam sampel) sanggup dihindarkan.
  3. Mempertegas hal-hal yang harus diselidiki, yaitu keterangan apa yang akan dikehendaki, bilamana keterangan itu diperlukan, dan bagaimana tinggi kesaksamaan keterangan yang diinginkan.
  4. Menyusun kuesioner, formulir wawancara, atau daftar pertanyaan yang akan digunakan pribadi oleh penginterview.
  5. Memasukkan anggota populasi ke dalam sampel.
  6. Memeriksa data yang terkumpul terlebih dahulu sebelum memperoleh keterangan dari dalamnya.
  7. Menyusun hasil penarikan sampel ke dalam daftar dan grafik biar data tersebut lebih gampang ditafsirkan apabila tidak ada lagi kekurangan

B. Cara Pengambilan Sampel
Dalam pengambilan sampel secara random (random sampling), harus menggunakan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan menjadi anggota sampel. Mula-mula sampel dibagi atas dua cuilan yang dibuat berdasarkan hukum yang
bergantung pada jalannya penarikan sampel.
Subjek penelitian yaitu sesuatu yang diteliti baik orang Cara Pengambilan Sampel Penelitian
1. Sampel Tetap (Fixed Sampling Design)
Sampel tetap yaitu cara pengambilan sampel yang dibuat mengikuti hukum tertentu.Jenis sampel tetap, antara lain sebagai berikut.
  1. Sampel tak terbatas (unrestricted random sampling) yaitu sampel yang anggotanya dipilih pribadi dari seluruh populasi dengan tidak membagi populasi itu lebih dahulu atas kelas atau golongan. Penarikan anggota populasi ke dalam sampel dilakukan dengan menggunakan cara sebagai berikut. (1) Cara sederhana yaitu cara penarikan sampel dengan memberi nomor setiap anggota populasi dan anggota sampel dipilih dengan menggunakan nomor random. (2) Cara sistematis yaitu sampel yang ditarik dengan memasukkan anggota populasi terlebih dahulu di dalam suatu daftar atau bentuk gugusan lain. Setelah menentukan dari mana memulai, anggota sampel dipilih dengan menggunakan interval tertentu.
  2. Sampel terbatas (restricted sampling) yaitu sampel yang dibuat dengan membagi populasi atas cuilan atau golongan. Selanjutnya, dari cuilan tersebut dipilih beberapa anggota sampel atau golongan secara random. Bentuk sampel terbatas sebagai berikut. (1) Sampel bertingkat banyak yaitu sampel yang terbentuk dengan menarik sampel kecil dari golongan yang terpilih dengan menggunakan probabilitas yang sama dan probabilitas sebanding dengan ukuran relatif (2) Sampel berstrata yaitu sampel yang terbentuk dengan membagi populasi atas tingkat-tingkat atau kelas-kelas. Anggota sampel ditarik dari setiap kelas sehingga setiap kelas diwakili di dalam sampel.
  3. Cluster sample yaitu sampel yang ditarik dengan cara menentukan secara random beberapa strata. Seluruh anggota strata yang terpilih atau sebagian besar dimasukkan ke dalam sampel.

2. Sampel yang Dibentuk Menurut Aturan (Sequential Sampling)
Sequential Sampling yaitu teknik dimana elemen-elemen populasi di samplingsecara berurutan. Pengumpulan dan analisis data dilakukan pada tiap tahap.Sequential sampling sanggup dilakukan dengan salah satu cara berikut.
  1. Sampel yang ditarik secara bertingkat. Dalam hal ini, sampel ditarik berkali-kali. Setiap sampel yang gres ditarik digabungkan dengan sampel yang ditarik sebelumnya. Misalnya, untuk maksud tertentu, ditarik sampel yang berukuran 50. Sesudah menganalisis sampel ini, apabila masih diragukan kesaksamaannya, ditarik sebuah sampel lagi yang berukuran 50 dan digabungkan ke dalam sampel yang pertama. Jadi, sampel menjadi berukuran 100 dan lalu dianalisis.
  2. Dengan mengamati satu per satu anggota populasi, pengamatan dilakukan terus-menerus sehingga keterangan yang diperoleh dirasa cukup memuaskan.

C. Beberapa Sampling Terpenting
1. Stratified Sampling
Stratified Sampling yaitu proses pengambilan sampel yang terdiri atas dua proses. Mula-mula populasi dibagi menjadi beberapa subpopulasi (strata). Tiap subpopulasi tersebut harus bersifat mutually exclusive. Langkah berikutnya menarik sampel dari setiap populasi secara random, biasanya menggunakan teknik Simple Random Sampling (SRS). Bentuk stratified sampling sebagai berikut.
  1. Area sampling yaitu sampel yang diperoleh dengan mensampel daerah. Misalnya, suatu negara yang dibagi atas 50 tempat dipilih beberapa tempat secara random untuk dijadikan sampel.
  2. Quota sampling yaitu cara penarikan sampel dengan menentukan stratanya berdasar sifat-sifat yang dianggap memiliki efek paling besar terhadap variabel yang akan diselidiki.
  3. Sampel sebanding yaitu penarikan sampel dengan cara proporsionalquota sample diperoleh dengan mengambil anggota strata sedemikian rupa sehingga setiap stratum diwakili oleh sejumlah anggota yang sebanding dengan besarnya stratum itu. Jumlah
2. Purposive Sampling
Purposive Sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Anggota sampel dipilih sedemikian rupa sehingga sampel yang dibuat memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh populasi. Dalam penarikan sampel, unsur random selection tidak dibiarkan bekerja penuh, tetapi
dicoba dengan menghipnotis pembentukan sampel. Misalnya, sebuah sampel dihitung sehingga harga rata-rata hitung sampel sama dengan harga rata-rata hitung populasi.

3. Double Sampling
Double sampling dimulai dengan sebuah sampel kecil untuk sanggup memperoleh keterangan yang diinginkan. Apabila keterangan yang diinginkan tidak diperoleh dari sampel yang kecil atau jika kesaksamaan keterangan disangsikan, harus ditarik lagi anggota populasi untuk dimasukkan ke dalam sampel. Oleh alasannya yaitu itu, kita kini memiliki sebuah sampel yang lebih besar yang diharapkan sanggup memberi keterangan yang lebih saksama.

No comments:

Post a Comment