Tidak sembarangan orang sanggup menyandang secara resmi gelar jagoan nasional. Menurut Kementrian Sosial Pahlawan Nasional ialah gelar yang diberikan kepada warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang kini menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan Negara, atau yang semasa hidupnya melaksanakan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia. Sedangkan tindak kepahlawanan ialah perbuatan konkret yang sanggup dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Salah satu diantaranya ialah tokoh tersebut telah memimpin dan melaksanakan usaha bersenjata atau usaha politik atau usaha dalam bidang lainnya untuk mencapai / merebut / mempertahankan/ mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Beberapa tokoh yang berasal dari Papua merupakan para jagoan nasional yang mempunyai jasa dalam mewujudkan integrasi bangsa Indonesia. Posisi Papua dalam sejarah Indonesia sehabis kemerdekaan sesungguhnya unik. Papua ialah wilayah di Indonesia yang bahkan sehabis RI kembali menjadi negara kesatuan pada tahun 1950 pun, tetap berada dalam kendali Belanda. Khusus duduk kasus Papua, menurut hasil KMB tahun 1949,
Meski demikian, dalam kurun waktu selama itu, bukan berarti rakyat Papua berdiam diri untuk tidak menawarkan nasionalisme keindonesiaan mereka. Berbagai upaya juga mereka lakukan semoga sanggup mengakibatkan Papua sebagai bab dari negara Republik Indonesia. Pahlawan yang berasal dari wilayah paling timur Indonesia sesungguhnya mereka mempunyai jasa yang sangat besar dalam upaya memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tiga tokoh Pahlawan Nasional dari Papua yaitu Frans Kaisiepo, Silas Papare dan Marthen Indey.
1. Frans Kaisiepo (1921-1979) | ||
---|---|---|
Biografi | Frans Kaisiepo lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1912 . Beliau ialah jagoan nasional Indonesia dari Papua yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura. Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak. Frans Kaisiepo dan rakyat Biak kemudian terus mengadakan perlawanan menentang Belanda di Irian. Saat Konferensi Meja Bundar (KMB), Frans menolak diangkat sebagai anggota Delegasi Belanda. Akibatnya, ia dieksekusi dan diasingkan ke tempat terpencil. Beliau diangkat menjadi Pahlawan Nasional dengan SK Pres: 077 /TK/ 1993 bertanggal 14- 9-1993. | |
Peran |
|
2. Silas Papare (1918-1978) | ||
---|---|---|
Biografi | Silas Papare lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918 ialah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Beliau ialah seorang jagoan nasional Indonesia. Namanya diabadikan menjadi salah satu Kapal Perang Korvet kelas Parchim Tentara Nasional Indonesia AL KRI Silas Papare. Monumen Silas Papare juga didirikan di bersahabat pantai dan pelabuhan maritim Serui. Nama Beliau juga diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare, yang berada di Jalan Diponegoro. Sedangkan di kota Nabire, nama Silas Papare dikenang dalam wujud nama jalan. | |
Peran |
|
3. Marthen Indey (1912–1986) | ||
---|---|---|
Biografi | Marthen Indey (ahir di Doromena, 14 Maret 1912 merupakan putra Papua yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai jagoan Nasional Indonesia berdasar SK Presiden No.077 /TK/ 1993 tgl. 14 September 1993 bersama dengan dua putra Papua lainnya yaitu Frans Kaisiepo dan Silas Papare. sebelum Jepang masuk ke Indonesia ialah seorang anggota polisi Hindia Belanda. Namun jabatan ini bukan berarti melunturkan perilaku nasionalismenya. Keindonesiaan yang ia miliki justru semakin tumbuh tatkala ia kerap berinteraksi dengan tahanan politik Indonesia yang dibuang Belanda ke Papua. | |
Peran |
|
Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah orang-orang yang amat berjasa. Mereka telah bekerja keras melalui gagasan dan pemikirannya untuk mempersiapkan tatanan pemerintahan Republik Indonesia. Para tokoh bangsa mencurahkan tenaga dan pikiran untuk meletakkan dasar Indonesia merdeka. Mereka mempunyai perilaku rela berkorban tanpa pamrih dalam mewujudkan Indonesia merdeka.
No comments:
Post a Comment