Sunday, July 19, 2020

Budidaya Unggas Pedaging

Ayam ialah unggas utama sebagai pedaging. Hasil budidaya ayam pedaging terdiri atas karkas dan non karkas. Karkas ialah tubuh ayam sehabis dipotong dikurangi dengan kepala, kaki, darah, bulu, dan organ dalam, sedangkan non karkas (offal) ialah pecahan tubuh ayam yang layak dan tidak layak dimakan. Bagian darah dan bulu ayam biasanya dibuang, namun dikala ini sanggup diolah menjadi pakan atau pupuk. Budidaya ternak unggas pedaging merupakan acara untuk menghasilkan produk budidaya ternak berupa daging sehingga dikenal daging ayam, daging bebek, atau daging burung puyuh.

A. Jenis-jenis unggas pedaging
Unggas ialah binatang ternak yang mempunyai bulu di seluruh tubuhnya dan kaki yang bersisik. Unggas ialah jenis binatang yang termasuk ke dalam kelompok burungburungan. Ciri-ciri lain dari unggas ialah mempunyai sayap dan paruh serta bulu pada tubuh permukaan tubuhnya. Berdasarkan produk yang dihasilkan, unggas dibagi menjadi unggas pedaging, unggas petelur, serta unggas pedaging-petelur. Jenis unggas pedaging sama dengan unggas petelur. Unggas pedaging ialah unggas yang dipelihara untuk menghasilkan daging. Jenis unggas pedaging antara lain sebagai berikut.
  1. Jenis ayam pedaging terdiri dari ayam ras pedaging (Broiler), ayam ras petelur afkir, ayam jantan ras petelur, ayam induk petelur, ayam induk pedaging, dan ayam bukan ras.
  2. Ayam bukan ras disebut juga ayam kampung namanya menggunakan nama suatu daerah, misal ayam kedu, ayam nunukan, atau ayam sentul. Ayam kampung merupakan hasil domestifikasi ayam hutan.
  3. Ayam ras pedaging merupakan ayam pedaging yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Ayam ras pedaging mempunyai jaringan ikat yang lunak dan berwarna putih. 
  4. Ayam ras petelur afkir ialah ayam petelur yang sudah habis masa bertelurnya. Ayam ras afkir petelur berumur sekitar 20 bulan
  5. Jenis ayam jantan ras petelur ialah ayam petelur yang berkelamin jantan. Ayam jantan ras petelur dipelihara utnuk diambil dagingnya. Harga bibit ayam jangan ras petelur lebih murah dan petumbuhannya tergolong cepat.
  6. Ayam induk petelur ialah ayam ras betina dan jantan penghasil telur bibit untuk ditetaskan menjadi bibit ayam. Karkas yang dihasilkan oleh ayam induk petelur keras, kulit kuat, mengandung banyak lemak di bawah kulit.
  7. Ayam induk pedaging ialah ayam induk yang menghasilkan telur untuk ditetaskan menjadi ayam pedaging. Ayam ini terdiri atas ayam induk betina dan ayam induk jantan. Ayam induk pedaging mengandung banyak lemak di bawah kulit.
  8. Itik mempunyai memiliki pertumbuhan yang cepat dan tubuh berukuran besar. Terdapat tiga jenis itik pedaging sudah dikenal masyarakat, yaitu: itik Alabio, itik Mojosari, itik Bali, dan entok
  9. Salah satu jenis burung yang banyak diternakkan untuk komersial untuk diambil dagingnya ialah burung puyuh. Burung puyuh mempunyai bulu yang berwarna coklat bercak-bercak hitam putih. Burung puyuh terlihat pendek dan gemuk.

B. Produk Budidaya Ternak Unggas Pedaging
Produk budidaya unggas pedaging sanggup dikonsumsi dengan cara digoreng, digulai, dan dipanggang atau diolah menjadi banyak sekali materi cepat saji atau dicampur dengan materi kuliner lainnya. Ayam pedaging sanggup dipasarkan dalam bentuk:
  1. Ayam utuh: ayam yang telah dipotong dan dipisahkan kepala, kaki, darah, bulu, dan organ dalamnya
  2. Ayam potong: ayam utuh yang dipotong sesuai dengan pecahan tubuh ayam.
  3. Ayam tanpa tulang: daging ayam sudah dipisahkan dari tulangnya, ibarat ayam fillet dan ayam giling fillet. Harga ayam yang difillet dan digiling lebih mahal daripada harga ayam utuh.

C. Sarana dan Peralatan Budidaya Unggas Pedaging
Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam pedaging terdiri dari kandang, peralatan dalam kandang, bibit ayam, pakan, obatobatan, serta vitamin.
  1. Kandang ialah bangunan yang berfungsi untuk melindungi ternak dari iklim buruk, ibarat hujan, panas, dan angin. Kandang memperlihatkan lingkungan pertumbuhan yang sesuai untuk unggas lantaran unggas sanggup terhindar dari stress dan pinjaman pakan lebih efisien. Kandang juga sanggup melindungi unggas dari serangan pemangsa dan mempermudah pengendalian hama dan penyakit unggas. Cara memelihara binatang unggas dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: Pemeliharaan secara ekstensif: unggas dipelihara dengan cara dilepas dan dikandangkan hanya pada malam hari saja . Pemeliharaan secara semi intensif: unggas dipelihara dengan cara dilepas dan dikandangkan. Pemeliharaan secara intensif: pemeliharaan unggas dengan cara dikurung terus menerus dalam sangkar sehingga semua pakan unggas dipenuhi peternak.
  2. Tempat bertengger diharapkan untuk tempat ayam beristirahat
  3. Tempat makan dan minum harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Dapat terbuat dari bambu, alumunium atau materi lainnya yang kuat, tidak bocor, dan tidak berkarat.
  4. Bibit unggas pedaging sanggup diperoleh pada penyedia bibit. Bibit unggas. Misal untuk ayam, bibit yang digunakan yang digunakan disebut DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari. Bibit unggas pedaging sebaiknya berasal dari pembibitan pedaging sesuai standar yang telah ditetapkan dalam SNI 01.4868.1-1998, yaitu mempunyai berat tubuh minimal 37 g/ekor untuk ayam.
  5. Pakan ialah adonan bahan-bahan kuliner yang mengandung nutrisi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan unggas. Pakan yang baik ialah pakan yang mempunyai keseimbangan nutrisi sehingga sanggup diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan unggas.
  6. Penggunaan obat-obatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Usaha peternakan ayam pedaging harus bebas dari penyakitpenyakit ayam yang berbahaya dan menular ibarat : Avian Influenza,, Newcastle Disease (ND),, Infectious Laryngotracheitis,, Fowl Cholera, Fowl Pox,, Fowl Typhoid, Infectious Bursal Disease, Marek Disease, Avian Mycoplasmosis (M.Gallisepticom), Avian Chlamydiosis, Avian Encephalomyelitis, Swollen head syndrome, dan Infectious coryza.
  7. Vaksinasi ialah perjuangan untuk mengakibatkan kekebalan tubuh. Tujuan vaksinasi ialah untuk pengendalian penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu: Vaksin aktif: vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih usang daripada dengan vaksin inaktif/ pasif. Vaksin inaktif: vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenik sehingga bisa membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin inaktif lebih pendek, tapi hanya diberikan pada ayam yang diduga sakit.

D. Teknik budidaya ayam pedaging
1. Kandang
Kandang yang umum digunakan dalam budidaya unggas ayam pedaging ialah sangkar postal. Kandang sanggup dibentuk dari bahan-bahan sederhana yang penting sanggup mencegah ternak kabur dan sanggup berlindung dari hujan dan panas. Di dalam sangkar harus dilengkapi dengan:
  1. Tempat makan, tempat makan unggas pedagingn diubahsuaikan umur unggas
  2. Tempat minum, tempat minum biasanya terbuat dari plastik
  3. Alas kandang, sanggup berupa koran, sekam, atau karung berpori. Alas koran digunakan untuk pemeliharaan DOC.
  4. Pemanas, sangat diharapkan pada dikala pertumbuhan DOC sebagai induk ayam untuk memperlihatkan kehangatan pada anak ayam. Salah penghangat sangkar lampu bohlam
  5. Tempat bertengger, tempat ayam beristirahat
  6. Instalasi air
 Ayam ialah unggas utama sebagai pedaging Budidaya Unggas Pedaging
2. Penyediaan Bibit
Bibit ayam sanggup dibeli pada penyedia bibit. Untuk mengurangi resiko, sanggup menggunakan bibit yang sudah agak besar.

3. Penyediaan Pakan
Pakan untuk budidaya ayam sanggup menggunakan pakan siap pakai, tapi untuk menghemat biaya pakan sanggup menciptakan pakan alternatif berbahan dedak, jagung, bungkil dan tepung tulang. Pakan ayam dibagi menjadi dua jenis yakni pakan untuk starter dan pakan ayam dewasa.

4. Pemeliharaan
1) Pemberian Pakan
Pemberian pakan ayam pedaging ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase  nisher (umur 4-6 minggu).
No.Jenis GiziProporsi
1.Proten22-24%
2.Lemak2,5%
3.Serat Kasar4%
4.Kalsium (Ca)1%
5.Fosfor (P)0.7-0.9%
6.Kalori2.800-3.500 Kcal

Jumlah pakan yang dibutuhkan ayam pedaging menurut umur pada fase starter
No.UmurJumlah kebutuhan (gram/ekor)
1.Minggu pertama (umur 1-7 hari)17
2.Minggu kedua (umur 8-14 hari)43
3.Minggu ke-3 (umur 15-21 hari)66
4.Minggu ke-4 (umur 22-29 hari)91
Jumlah1520

Komposisi nutrisi dalam pakan ayam pedaging pada fase Finisher
No.Jenis GiziProporsi
1.Proten8.1-21.2%
2.Lemak2,5%
3.Serat Kasar4,5%
4.Kalsium (Ca)1%
5.Fosfor (P)0.7-0.9%
6.Kalori2.900-3.400 Kcal

Jumlah pakan yang dibutuhkan ayam pedaging menurut umur pada fase Finisher
No.UmurJumlah kebutuhan (gram/ekor)
1.Minggu pertama (umur 1-7 hari)111
2.Minggu kedua (umur 8-14 hari)129
3.Minggu ke-3 (umur 15-21 hari)146
4.Minggu ke-4 (umur 22-29 hari)161
Jumlah3.829

Kebutuhan minum ayam pedaging
No.UmurJumlah kebutuhan (liter/hari/100 ekor)
1.Minggu pertama (umur 1-7 hari)1.8
2.Minggu kedua (umur 8-14 hari)3.1
3.Minggu ke-3 (umur 15-21 hari)4,5
4.Minggu ke-4 (umur 22-29 hari)7.7
5.Minggu ke-5 (umur 30-36 hari)9,5
6.Minggu ke-6 (umut 37-43 hari)10.9
7.Minggu ke-7 (umur 44-50 hari)12,7
8.Minggu ke-8 (umur 51-57 hari) dan seterusnya14,7

2) Pemberian Minum
Pemberian minum pada ayam dilakukan dengan menyediakan air dalam suatu wadah.

3) Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit pada unggas pedaging dilakukan dengan cara membersihkan sangkar secara rutin, memisahkan unggas yang sakit, dan memperlihatkan vaksin. Pemberian vaksin sanggup diubahsuaikan dengan kondisi ternak unggas. Sebelum pengobatan, tindakan Pengamanan Penyakit yang dapat
dilakukan adalah:
  • Mencegah masuknya binatang lain yang mungkin sanggup mengakibatkan penyakit ke lokasi peternakan
  • Melakukan desinfeksi sangkar dan peralatan, penyemprotan terhadap serangga, lalat dan pembasmian terhadap hama-hama lainnya
  • Melakukan pencucian dan pencucuian sangkar baik terhadap sangkar yang habis dikosongkan, maupun sebelum dimasukkan ternak gres ke dalamnya
  • Menjaga kebersihan serta sanitasi seluruh komplek lokasi peternakan sehingga memenuhi syarat hygienis yang sanggup dipertanggungjawabkan
  • Menggunakan sistem penghapus hama baik kemudian lintas kendaraan, orang dan peralatan yang keluar masuk komplek peternakan maupun pada pintu-pintu masuk kandang, gudang makanan, dan lain sebagainya
  • Karyawannya tidak diperbolehkan melaksanakan perbuatan yang sanggup mengakibatkan penularan penyakit dari satu kelompok ternak ke kelompok ternak lain
  • Mengatur keluar masuk setiap orang ke komplek perkandangan yang memungkinkan penularan suatu penyakit
  • Memusnahkan ayam atau bangkai ayam yang menderita penyakit menular dan bahan-bahan yang berasal dari binatang bersangkutan serta tidak membawanya keluar komplek peternakan. Pemusnahan sanggup dilakukan dengan cara dibakar atau dikubur di bawah pengawasan dokter binatang atau petugas setempat.
  • Melakukan tindakan pencegahan (vaksinasi) terhadap penyakitpenyakit unggas sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dalam bidang kesehatan hewan
  • Tidak memperjualbelikan ayam pedaging yang dipotong selama pengobatan antibiotika atau hormon, kecuali apabila ternak tersebut dipotong sehabis 7 hari dari pinjaman antibiotika atau 3 hari dari pinjaman hormon yang terakhir
  • Setiap terjadi perkara penyakit terutama yang dianggap/diduga penyakit menular harus segera dilaporkan kepada Dinas Peternakan setempat.

E. Panen
Sebelum panen terlebih dahulu disiapkan peralatan panen ibarat timbangan, tali rafia, keranjang ayam, dan lampu senter. Selanjutnya diambil sampel ayam pedaging secara untuk ditimbang sehingga berat badannya diketahui. Sebaiknya ayam yang akan dipanen tidak diberi makan terlalu banyak biar tidak ada sisa pakan di tempat makan. Pemberian antibiotik pada ayam yang akan dipanen diperbolehkan antara 5-14 hari menjelang panen.

Untuk memudahkan pemanenan, ayam terlebih dahulu ayam disekat secara bertahap. Panen harus dilakukan dengan hati-hati biar tidak ada yang memar, patah sayap, patah kaki, atau bahkan mati. Ayam yang telah dipanen dimasukan ke dalam keranjang untuk diangkut. Pemanenan ayam pedaging broiler sanggup dilakukan pada umur 22 hari atau 33 hari. Ayam broiler yang dipanen umur 22 hari lebih menguntungkan lantaran biaya lebih sedikit dan resiko maut ayam lebih rendah. Alat yang dibutuhkan pada dikala panen ialah timbangan dan keranjang untuk menyimpan ayam yang telah dipanen.

F. Pasca Panen
Kegiatan pasca panen untuk ayam pedaging ialah mengumpulkan semua peralatan dan membersihkannya. Pemeliharaan bangunan sangkar dilakukan sehabis panen.

No comments:

Post a Comment