Monday, February 17, 2020

Latihan Mengevaluasi Teks Pantun

Salah satu aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI yaitu mengevaluasi teks pantun. Evaluasi berarti penilaian dengan memperlihatkan penilaian atau menilai (KBBI). Penilaian merupakan proses terjadwal untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan memakai kriteria tertentu. Mengevaluasi teks pantun berarti memperlihatkan penilaian terhadap teks pantun.

Kriteria yang dievaluasi yaitu struktur teks pantun (bait, sampiran, isi, dan rima), unsur kebahasaan teks pantun (bahasa kias dan imaji), dan makna serta pesan isi dari pantun.
  1. Setiap pantun harus terdiri dari sampiran dan isi. Sampiran yaitu dua baris pertama (awal) yang merupakan pengantar pantun. Sampiran berupa pengantar sajak/rima yang berfungsi menyiapkan rima dan irama biar memudahkan pendengar dalam memahami isi pantun.
  2. Isi yaitu dua baris tamat pantun yang menjadi tujuan atau kesimpulan pantun. Antara sampiran dan isi terkadang tidak ada korelasi makna yang jelas. Namun, biasanya, sampiran disampaikan berupa hal-hal yang berkaitan dengan alam, budaya, dan kebiasaan hidup masyarakat sekitar. Sedangkan isi berupa tujuan dari pantun.
  3. Bait yaitu belahan dari teks pantun yang terdiri dari beberapa baris. Bait merupakan teks serasi yang serupa dengan satu pengertian dalam sebuah paragraf. Pada pantun, bait biasanya terdiri dari empat baris atau larik. Setiap baris atau larik biasanya terdiri dari 2-6 kata atau 8-12 suku kata.
  4. Rima datau sajak, yaitu bunyi-bunyi akhiran yang dihasilkan oleh abjad dalam larik dan bait sehingga menimbulkan keindahan kata, rasa, dan menimbulkan suasana khusus. Pantun mempunyai teladan sajak tamat a-b-a-b dan a-a-a-a.
  5. Bahasa kiasan atau disebut juga majas yaitu gaya bahasa yang dipakai pada pantun. Bahasa kiasan yaitu bahasa yang memakai kata-kata indah, kata-kata bukan dalam arti yang sebenarnya. Artinya, makna pada sebuah kata atau bahasa yang dipakai mempunyai arti lain.
  6. Bahasa imaji yaitu bahasa yang mengungkapkan pencitraan, gambaran, kesan, bayangan, dan imajinasi. Tujuan penggunaan bahasa imaji yaitu memperlihatkan gambaran yang terang mengenai apa yang kita pikirkan. Bahasa imaji biasanya menggambarkan pencitraan indera, menyerupai pendengaran (telinga), penglihatan (mata), penciuman (hidung), rasa (hati), raba (kulit), kecap (lidah), dan gerak (tubuh makhluk hidup).

Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir. Pantun melatih seseorang berpikir ihwal makna kata sebelum berujar. pantun juga melatih orang berpikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa mempunyai kaitan dengan kata yang lain. Pantun memperlihatkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata. Secara umum tugas sosial pantun yaitu sebagai alat penguat penyampaian pesan.

Langkah-Langkah Mengevaluasi Teks Pantun
Langkah selanjutnya sehabis selesai memproduksi sebuah teks pantun yaitu mengetahui makna dari isi teks pantun tersebut. Cara untuk mengetahui makna yang ada di teks pantun dengan cara mengevaluasi sebuah teks pantun. Memahami maksud dan makna dari teks pantun tidak terlalu sulit asalkan kita berpedoman pada KKBI. Semakin berkembangnya zaman, pantun juga semakin berkembang. Berikut ini langkah-langkah mengevaluasi teks pantun.
  1. Bacalah teks pantun dengan irama yang sempurna dan pahamilah apakah pantun itu berjenis teks pantun tradisional/klasik Melayu atau teks pantun modern.
  2. Lihatlah beberapa hal berkenaan dengan struktur teks pantun berikut : apakah rimanya a-b-a-b, adakah korelasi antara sampiran dan isi dilihat dari kandungan maknanya, dan apakah terdapat korelasi substansi atau tidak, atau sampiran hanya sekadar pengantar rima untuk belahan isi saja.
  3. Lihatlah unsur kebahasaan teks pantun sebagai berikut.: adakah bahasa kias menyerupai idiom, majas, peribahasa, atau kata bermakna konotasi lainnya,  apakah ada citraan atau imaji. apakah pilihan kata sudah sempurna sanggup menimbulkan pengaruh irama (ritme) selain rima.
  4. Tafsirkanlah makna teks pantun yang terdapat pada isi dan apakah pesan yang terkandung dalam belahan isi teks pantun.
  5. Berikanlah evaluasi/penilaian baik atau jelek terhadap teks pantun tersebut sesuai dengan kriteria teks pantun

Contoh Evaluasi Teks Pantun
No.Contoh PantunEvaluasi
1.Jika ada sumur di ladang
Bolehkah kita menumpang mandi
Kalau ada umur yang panjang
Bolehlah kita berjumpa lagi
  1. Struktur teks pantun: rima pantun tersebut -ang -i -ang -i. Sampiran pada teks tersebut bukan hanya berfungsi sebagai pengantar untuk rima belahan isi, melainkan juga secara makna mempunyai korelasi substansi yang dekat dan berkaitan dengan isi. Sampiran: kalau ada sumur di ladang//bolehkah kita menumpang mandi, kalau ada sumur bisa mandi semakna dengan isi kalau ada umur panjang//bolehlah kita berjumpa lagi, kalau ada umur bisa bertemu lagi.
  2. Unsur kebahasaan: bahasa kias terdapat juga dalam teks pantun tersebut, yakni umur yang panjang bermakna konotasi masih terdapat nyawa di badan. Diksi menimbulkan irama yang baik, yaitu pemilihan kata sumur-umur dan repetisi boleh-kita (bolehkah kita-bolehlah kita). Citraan/imaji visual terdapat dalam puisi itu, kalau ada sumur di ladang.
  3. Makna: makna cukup terang dimengerti, kalau masih ada nyawa di tubuh tentunya perjumpaan masih bisa dilakukan lagi.
  4. Pesan: kita harus selalu bersilaturahmi selagi nyawa di kandung badan.
  5. Simpulan evaluasi: Jadi, dari ketiga kriteria di atas dapatlah dikatakan pantun tersebut sangat baik sebab sudah memenuhi kriteria teks pantun yang baik
2.Di gudang tak ada kaca
Yang ada hanyalah palu
Rajinlah kalian membaca
Niscaya ilmu tiba selalu
  1. Struktur teks pantun: rima pantun itu -ca -lu -ca -lu. Sampiran hanya mengantar rima untuk isi, tidak mengandung makna pembayang isi. Tidak ada keterkaitan antara beling dengan membaca.
  2. Unsur kebahasaan: bahasa kiasan memakai majas personifkasi, yakni, ilmu tiba selalu, terdapat penginsanan pada kata ilmu yang artinya kita akan terus mendapat ilmu. Kosakata dengan diksi yang popular sangat gampang dipahami menyerupai gudang, kaca, palu, membaca, dan ilmu.
  3. Makna: kalau kita rajin membaca, kita akan mendapat ilmu terus-menerus.
  4. Pesan: rajin-rajinlah kita membaca buku, majalah, dan surat kabar biar kita selalu mendapat ilmu pengetahuan sehingga cerdas dan berwawasan luas.
  5. Simpulan evaluasi: Jadi, teks pantun C dapatlah dikatakan cukup baik paling tidak sudah memenuhi kriteria teks pantun
3.Bunga kenanga di atas kubur
Pucuk sari pandan jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati tubuh binasa
  1. Struktur teks pantun: rima pantun tersebut -bur -a -bur -a. Sampiran dengan isi mempunyai korelasi substansi yang saling berkaitan. Sampiran pada teks tersebut bukan sekadar pengantar rima untuk isi. Pada sampiran: bunga kenanga di atas kubur secara makna berafiliasi dengan isi apa guna sombong dan takabur, kalau kita mengingat kubur (semua orang akan wafat) tentunya orang tidak sombong dan takabur sebab rusak hati tubuh binasa artinya jasmani dan rohani akan binasa (wafat).
  2. Unsur kebahasaan: bahasa kias rusak hati bermakna rohani atau batiniah kita tidak baik dan tubuh binasa yang bermakna wafat. Kosakata yang dipilih mempunyai irama yang lezat didengar, bunga-apa, kenanga- guna, sari-hati, pandan-badan. Lebih lezat lagi kalau pucuk diganti papak: pucuk-rusak jadi papak –rusak. Imaji penciuman dan imaji rasa (taktil) juga terdapat dalam pantun tersebut Bunga kenanga di atas kubur (harum dan sedih).
  3. Makna: makna pantun itu gampang dipahami, yaitu sombong dan takabur tidak ada gunanya sebab merusak hati (rohani) kita sendiri dan jangan pula sombong dan takabur sebab kita masih bisa binasa/mati/wafat.
  4. Pesan: janganlah mempunyai sikap yang sombong dan takabur.
  5. Simpulan evaluasi: Jadi, teks pantun B dapatlah dikatakan baik sebab sudah memenuhi kriteria teks pantun.
Aturan umum berlaku pada pantun, menyerupai halnya puisi lama. Misalnya, satu larik pantun biasanya terdiri atas 6-12 kata. Namun hukum ini tak selalu berlaku dan bersifat kaku. Pola rima umum yang berlaku pada pantun yaitu a-b-a-b dan a-a-a-a. Meski demikian, kerap diketemukan pula teladan pantun yang berpola a-a-b-b.
Salah satu aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI yaitu mengevaluasi teks pan Latihan Mengevaluasi Teks Pantun
Jenis-jenis pantun antara lain pantun agama, pantun nasehat, pantun adat, pantun budi, pantun jenaka, pantun kephlawanan, pantun kias, pantun percintaan, pantun pribahasa, dan pantun teka-teki

No comments:

Post a Comment