Kriteria yang dievaluasi yaitu struktur teks pantun (bait, sampiran, isi, dan rima), unsur kebahasaan teks pantun (bahasa kias dan imaji), dan makna serta pesan isi dari pantun.
- Setiap pantun harus terdiri dari sampiran dan isi. Sampiran yaitu dua baris pertama (awal) yang merupakan pengantar pantun. Sampiran berupa pengantar sajak/rima yang berfungsi menyiapkan rima dan irama biar memudahkan pendengar dalam memahami isi pantun.
- Isi yaitu dua baris tamat pantun yang menjadi tujuan atau kesimpulan pantun. Antara sampiran dan isi terkadang tidak ada korelasi makna yang jelas. Namun, biasanya, sampiran disampaikan berupa hal-hal yang berkaitan dengan alam, budaya, dan kebiasaan hidup masyarakat sekitar. Sedangkan isi berupa tujuan dari pantun.
- Bait yaitu belahan dari teks pantun yang terdiri dari beberapa baris. Bait merupakan teks serasi yang serupa dengan satu pengertian dalam sebuah paragraf. Pada pantun, bait biasanya terdiri dari empat baris atau larik. Setiap baris atau larik biasanya terdiri dari 2-6 kata atau 8-12 suku kata.
- Rima datau sajak, yaitu bunyi-bunyi akhiran yang dihasilkan oleh abjad dalam larik dan bait sehingga menimbulkan keindahan kata, rasa, dan menimbulkan suasana khusus. Pantun mempunyai teladan sajak tamat a-b-a-b dan a-a-a-a.
- Bahasa kiasan atau disebut juga majas yaitu gaya bahasa yang dipakai pada pantun. Bahasa kiasan yaitu bahasa yang memakai kata-kata indah, kata-kata bukan dalam arti yang sebenarnya. Artinya, makna pada sebuah kata atau bahasa yang dipakai mempunyai arti lain.
- Bahasa imaji yaitu bahasa yang mengungkapkan pencitraan, gambaran, kesan, bayangan, dan imajinasi. Tujuan penggunaan bahasa imaji yaitu memperlihatkan gambaran yang terang mengenai apa yang kita pikirkan. Bahasa imaji biasanya menggambarkan pencitraan indera, menyerupai pendengaran (telinga), penglihatan (mata), penciuman (hidung), rasa (hati), raba (kulit), kecap (lidah), dan gerak (tubuh makhluk hidup).
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir. Pantun melatih seseorang berpikir ihwal makna kata sebelum berujar. pantun juga melatih orang berpikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa mempunyai kaitan dengan kata yang lain. Pantun memperlihatkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata. Secara umum tugas sosial pantun yaitu sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Langkah-Langkah Mengevaluasi Teks Pantun
Langkah selanjutnya sehabis selesai memproduksi sebuah teks pantun yaitu mengetahui makna dari isi teks pantun tersebut. Cara untuk mengetahui makna yang ada di teks pantun dengan cara mengevaluasi sebuah teks pantun. Memahami maksud dan makna dari teks pantun tidak terlalu sulit asalkan kita berpedoman pada KKBI. Semakin berkembangnya zaman, pantun juga semakin berkembang. Berikut ini langkah-langkah mengevaluasi teks pantun.
- Bacalah teks pantun dengan irama yang sempurna dan pahamilah apakah pantun itu berjenis teks pantun tradisional/klasik Melayu atau teks pantun modern.
- Lihatlah beberapa hal berkenaan dengan struktur teks pantun berikut : apakah rimanya a-b-a-b, adakah korelasi antara sampiran dan isi dilihat dari kandungan maknanya, dan apakah terdapat korelasi substansi atau tidak, atau sampiran hanya sekadar pengantar rima untuk belahan isi saja.
- Lihatlah unsur kebahasaan teks pantun sebagai berikut.: adakah bahasa kias menyerupai idiom, majas, peribahasa, atau kata bermakna konotasi lainnya, apakah ada citraan atau imaji. apakah pilihan kata sudah sempurna sanggup menimbulkan pengaruh irama (ritme) selain rima.
- Tafsirkanlah makna teks pantun yang terdapat pada isi dan apakah pesan yang terkandung dalam belahan isi teks pantun.
- Berikanlah evaluasi/penilaian baik atau jelek terhadap teks pantun tersebut sesuai dengan kriteria teks pantun
Contoh Evaluasi Teks Pantun
No. | Contoh Pantun | Evaluasi |
---|---|---|
1. | Jika ada sumur di ladang Bolehkah kita menumpang mandi Kalau ada umur yang panjang Bolehlah kita berjumpa lagi |
|
2. | Di gudang tak ada kaca Yang ada hanyalah palu Rajinlah kalian membaca Niscaya ilmu tiba selalu |
|
3. | Bunga kenanga di atas kubur Pucuk sari pandan jawa Apa guna sombong dan takabur Rusak hati tubuh binasa |
|
Jenis-jenis pantun antara lain pantun agama, pantun nasehat, pantun adat, pantun budi, pantun jenaka, pantun kephlawanan, pantun kias, pantun percintaan, pantun pribahasa, dan pantun teka-teki
No comments:
Post a Comment