Untuk tingkat pemula, buat dan tulislah kisah menurut pengalaman langsung yang paling berkesan pada waktu tertentu saja. Tulislah hal yang terdapat di pikiran sendiri dan teruslah menulis serta jangan takut salah.
Langkah-Langkah Menulis Cerpen
Langkah-langkah menulis cerpen pada umumnya sama dengan langkah-langkah menulis kisah lainnya, yaitu memilih merumuskan pandangan gres cerita, menuslis dengan gaya bahasa sendiri, menciptakan paragraf pembuka, merangkai alur atau plot, menciptakan paragraf penutup, mengendapkan tulisan, mengedit tulisan, dan menulis cerpen lagi. Berikut ini klarifikasi bagaimana memproduksi sebuah teks cerpen.
1. Merumuskan pandangan gres cerita
Seseorang yang berkeinginan memupuk kemampuannya dalam menyebarkan pandangan gres hanya butuh perilaku lebih cermat dalam menyerap banyak sekali fenomena yang terjadi di sekitarnya. Dengan proteksi panca indra, pikiran dan perasaannya, seorang penulis sanggup menangkap banyak sekali fenomena di sekitarnya.
Ide kisah sanggup diambil dari pengalaman langsung dan pengalaman orang lain. Peristiwa yang terjadi sehari-hari yang dialami dan yang dilihat, didengar dari sahabat juga sanggup menjadi pandangan gres cerita, contohnya insiden di rumah, sekolah, jalan, dan angkutan umum.
Caranya yaitu dengan menggali ingatan perihal pengalaman dan perjalanan hidup Anda sendiri. Tentunya setiap orang pernah mengalami insiden yang unik, aneh, lucu atau mungkin insiden (peristiwa) luar biasa yang tidak sanggup dilupakan. Hal-hal tersebut sanggup menjadi sumber pandangan gres kisah menarik. Salah satu teladan yaitu novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Sumber pandangan gres kisah novel Laskar Pelangi ini tak lain yaitu pendidikan. Pendidikan yang dimaksud yaitu mengambil suka-duka pengalaman hidup Andrea Hirata dan teman-temannya sendiri ketika masa sekolah dasar.
2. Menulis dengan gaya bahasa sendiri
Menulis yaitu suatu kegiatan menuangkan ide-ide yang muncul dalam pikiran kita dan menimbulkan semua itu dalam sebuah goresan pena sehingga terciptalah suatu karya yang bisa dinikmati oleh pembacanya.
Artinya, menulislah dengan gaya bahasa yang biasa dibawakan atau dipakai dalam memberikan kisah kepada orang lain. Jangan memaksakan diri untuk menulis dengan gaya kisah para cerpenis yang sudah terkenal.
3. Membuat paragraf pembuka
Paragraf pembuka yaitu kunci yang penting dalam mendaptakan hati pembaca untuk melanjutkan membaca hingga selesai. Jika dalam hal ini gagal, kemungkinan besar karya anda akan ditinggalkan. Paragraf pembuka merupakan potongan terpenting dari cerpen. Bagian ini jangan memuat hal yang rumit-rumit, buatlah semenarik mungkin supaya pembaca terpancing untuk membaca kisah berikutnya.
4. Merangkai alur atau plot
Alur yaitu rangkaian kisah yang dibuat oleh tahapan-tahapan insiden sehingga menjalani suatu kisah bisa berbentuk dalam rangkaian insiden yang banyak sekali macam. Alur bukan sekedar urutan kisah dari A hingga Z, melainkan merupakan korelasi sebab-akibat insiden yang satu dengan insiden yang lain di dalam cerita.
Setelah menciptakan paragraf pembuka yang merupakan tahapan ajaib atau orientasi yang mengajak pembaca tertarik untuk membaca kelanjutan cerita, selanjutnya yaitu merangkai insiden demi insiden sehingga terbentuklah alur cerita.
Rangkailah insiden dengan narasi dan dialog-dialog paling tidak hingga 1.000 kata. Kaidah dari sebuah alur terdapat kemasukakalan (plausibilitas), rasa ingin tahu (suspense), kejutan-kejutan (surprise), dan kepaduan (unity). Rangkaian alur termasuk ke dalam struktur teks cerpen dengan urutan sebagai berikut.
- Abstrak yaitu potongan pembuka kisah yang berisi inti sari cerita. Sifatnya boleh ada dan boleh tidak ada dalam cerpen.
- Orientasi, yaitu tahapan pengenalan atau disebut juga eksposisi. Tahapan ini mengenalkan tokoh-tokoh dan latar peristiwa.
- Komplikasi, yaitu tahapan penampilan masalah, mulai dari permasalahan ringan (intrik) hingga terjadi konflik-konflik yang kemudian menciptakan konflik makin rumit (komplikasi) dan mencapai titik puncak (puncak ketegangan).
- Evaluasi, yaitu tahapan antiklimaks. Pada tahapan ini duduk kasus telah berangsurangsur sanggup diatasi. Pemecahan konflik pun mengarah pada penyelesaian dengan ditemukannya solusi-solusi.
- Resolusi, yaitu tahapan antiklimaks yang telah ditemukan solusi dari pemecahan duduk kasus untuk menuju koda.
- Koda, yaitu selesai kisah atau penyelesaian di mana segenap konflik dalam kisah sudah sanggup diselesaikan. Para tokoh menemukan nasibnya masing-masing. Di samping itu, hal ini terdapat dalam paragraf penutup.
5. Membuat paragraf penutup
Ketika memproduksi cerpen dikala kisah telah hingga pada penyelesaian masalah, segeralah akhiri kisah tersebut. Atau apabila idak menemukan penyelesaian, maka tutuplah kisah dikala semuanya sudah menjadi jelas. Salah satunya yaitu dengan cara menciptakan paragraf penutup.
Membuat paragraf epilog merupakan hal yang penting. Jika potongan selesai atau koda tersusun dengan baik, artinya kisah yang ditulis sangat berkesan bagi pembaca. Bagian paragraf epilog ini sanggup ditulis dengan tiga cara yaitu:
- Ending tertutup, artinya apabila kisah tuntas tanpa pertanyaan lagi;
- Ending terbuka, artinya apabila kisah masih sanggup ditafsirkan akan berlanjut oleh pembacanya; dan
- Ending mengejutkan, artinya ending tidak diduga oleh pembacanya, sanggup saja menjadi hal yang mengejutkan (surprise) dan sebagainya.
6. Mengendapkan goresan pena beberapa saat
Setelah cerpen selesai ditulis, biarkan beberapa dikala atau endapkan sejenak. Hal ini bertujuan memberi jeda sebelum diedit. Pengendapan goresan pena selama beberapa hari menunjukkan jeda bagi si penulis untuk menemukan sudut pandang pembaca. Tulisan yang sudah jadi, cobalah disimpan sebentar, kemudian dibaca ulang. Biasanya kita akan menemukan kalimat yang kurang atau ada kalimat yang harus dibuang, atau ditambah. Pengendapan goresan pena ini berkhasiat bagi penulis untuk merevisi atau tambal sulam tulisan-tulisannya supaya menjadi lebih rapi dan yummy dibaca.
7. Mengedit tulisan
Salah satu acara dalam proses menulis cerpen yang sangat mempengaruhi kualitas cerpen yang dihasilkan. Aktivitas itu yaitu mengedit sendiri atau swasunting pada cerpen yang dibuat sebelum dipublikasikan.
Setelah diperiksa dengan saksama goresan pena kemudian dibaca lagi. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui kesalahan tanda baca, budi kisah (kemasukakalan/ plausibilitas), ketegasan alur, dan sebagainya. Selanjutnya, lakukanlah pengeditan. Setelah selesai janganlah bosan untuk membacanya kembali berulang-ulang hingga dirasa cerpen yang ditulis tersebut sudah layak dipublikasikan.
8. Menulis cerpen lagi
Menulis cerpen harus berkelanjutan, berguru menulis lagi, dan seterusnya. Setelah menulis sebuah cerpen, jangan cepat puas. Mintalah pendapat orang yang pertama membaca cerpenmu. Apabila dimuat di media cetak, mintalah pendapat pembaca di kolom komentar. Dengan demikian, akan didapat masukan untuk perbaikan dalam penulisan cerpen selanjutnya.
No comments:
Post a Comment