Monday, February 17, 2020

Mengenal Dan Memahami Puisi Rakyat

Melalui kesastraan usang kau sanggup memahami nilai-nilai yang ingin diwariskan para leluhur. Puisi rakyat berupa pantun, syair, gurindam, atau puisi rakyat yang berkembang di kawasan tertentu. Dalam dunia kesastraan kita mempunyai warisan bebuyutan berupa dongeng rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Karena merupakan hasil bebuyutan dan tidak diketahui siapa pengarangnya, puisi usang biasanya disampaikan dari mulut-kemulut.

Puisi usang terlihat kaku lantaran terikat oleh aturan-aturan menyerupai jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang sanggup di awal maupun di simpulan sajak atau kita kenal dengan sebutan rima. Pada bab ini puisi usang yang akan dibahas yakni pantun, syair dan gurindam.

A. Gurindam
Gurindam yakni puisi usang yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mulamula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Seperti apakah gurindam sebenarnya? Gurindam yakni puisi usang (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya. Ciri gurindam
  1. Terdiri atas dua baris dalam sebait
  2. Tiap baris mempunyai jumlah kata sekitar 10-14 kata
  3. Tiap baris mempunyai rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya
  4. Merupakan satu kesatuan yang utuh.
  5. Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian
  6. Baris kedua berisi jawaban, jawaban dari perkara atau perjanjian pada baris pertama. (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua)
  7. Isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara

B. Pantun
Pantun yakni puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di aneka macam bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang mempunyai arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, isyarat yang mendidik, bentuk kesantunan. Pantun tersebar hampir diseluruh Indonesia. Fungsi pantun di semua kawasan (Melayu, Sunda, Jawa, atau kawasan lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambil menghibur.

Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan suara bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau memberi nasihat. Ini bukan berarti orang kita tidak tegas jikalau hendak menyampaikan sesuatu, tetapi sanggup dikatakan bahwa kita mempunyai gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak eksklusif semoga orang yang kita tuju tidak merasa aib atau dipojokkan.

Ciri-ciri pantun sanggup dilihat menurut bentuknya. Ciri-ciri ini dihentikan diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi usang lainnya. Ciri-ciri pantun
  1. Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
  2. Tiap baris terdiri atas 8 hingga 12 suku kata.
  3. Rima simpulan setiap baris yakni a-b-a-b.
  4. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
  5. Baris ketiga dan keempat merupakan isi.
C. Syair
Syair yakni salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur bermetamorfosis syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.

Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu yakni Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. Ciri-ciri syair antara lain :
  1. Setiap bait terdiri dari empat baris.
  2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
  3. Bersajak a-a-a-a.
  4. Semua baris yakni isi.
  5. Bahasa yang dipakai biasanya berupa kiasan.

1. Membaca Puisi Rakyat
Baca secara berantai pantun warisan nenek moyang kita! (gunakan irama lagu Rasa Sayange)
Pantun 1Pantun 2
Air surut memungut bayam,
Sayur diisi ke dalam kantung;
Jangan diikuti watak ayam,
Bertelur sebiji riuh sekampung.
Baik bergalas baik tidak,
Buli-buli bertali benang;
Baik berbalas baik tidak,
Asal kebijaksanaan sama dikenang.
Pantun 3Pantun 4
Ikan nila dimakan berang-berang,
Katak hijau melompat ke kiri;
Jika berada di rantau orang,
Baik-baik membawa diri
Akar keladi melilit selasih,
Selasih tumbuh di hujung taman;
kalungan kebijaksanaan junjungan kasih,
Mesra kenangan sepanjang zaman.

Gurindam
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
lihat pada dikala bercampur dengan orang ramai.
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada kebijaksanaan dan bahasa.
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.

Syair perahu
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu
Ialah bahtera tamsil hidupmu
Tiadalah berapa usang hidupmu
Ke alam abadi jua infinit hidupmu

Hai muda cendekia budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya tepat jalan yang kabir

Karya: Hamzah Fansuri
Melalui kesastraan usang kau sanggup memahami nilai Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat
2. Mendaftar Kata Berima pada Gurindam, Syair, dan Pantun
Daftarlah kata yang mempunyai suara simpulan sama pada gurindam, syair, dan pantun di atas! Lanjutkan menyerupai pola berikut!

Kata berima pada pantun
Kata berima pada larik ganjil (1 dan 3)Kata berima pada larik genap (2 dan 4)
BayamAyam
KantungSekampung
TidakTidak
BenangDikenang
Berang-berangOrang
KiriDiri
SelasihKasih
TamanZaman

Kata berima pada Gurindam
Kata berima pada larik 1Kata berima pada larik 2
PerangaiRamai
SahabatObat
GuruSeteru
BerbangsaBahasa
BerbahagiaSia-sia
MuliaDia

Kata berima pada syair
Kata berima pada larik 1Kata berima pada larik 2, 3, dan 4
MadahIndah, berpindah, sudah
DirimuHidupmu, hidupmu, hidupmu
BudimanPedoman, kerjakan, insan
PerahumuKayu, di situ, itu
AyarLayar, taksir, kabir

3. Menemukan kata berima sama secara utuh
Buka kamus dan aneka macam sumber untuk menemukan kata berima yang suara jadinya sama secara utuh!
Benda di sekitar/buah/
tumbuhan/nama kota/hewan/
masakan
Kata dengan suara simpulan sama
secara utuh
rebana, pelanaTerpana, suasana, terpesona, terhina, terbina
SulawesiAolusi, motivasi, prestasi, promosi, emosi
RambutanKejutan, hambatan, jabatan, jembatan, kecepatan
KambingOmbang-ambing, belimbing, tebing, lembing
SambalTambal, tumbal, gombal, tebal, gimbal, timbal

4. Menemukan kata berima simpulan sebagian
Benda di sekitar/buah/
tumbuhan/hewan/masakan
Kata dengan suara simpulan sama
sebagian
Pisangpegang, dagang, garang, tebang, hilang, kacang
Bogorlongsor, bocor, kotor, mandor, tekor, molor
Nanastebas, landas, tegas, majas, lekas, jelas, lemas
Ayamlebam, legam, kejam, sekam, selam, tanam
Rendangterbang, kencang, pegang, kejang, hilang, remang

5. Membandingkan Pantun, Syair, dan Gurindam
Diskusikan persamaan dan perbedaan ketiganya! Tulislah pada tabel berikut!
Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam

a. Perbedaan
AspekPantunSyairGurindam
TujuanMenyampaikan nasihat, menyatakan rasa sayang, anutan kebijaksanaan pekerti dan budbahasa untuk kepentingan sosial dan hiburan.Menyampaikan dongeng dan pengajaran serta dipakai dalam kegiatan-kegiatan yang berunsur keagamaan.Untuk memberikan nasihat atau kata-kata mutiara.
Struktur Isi
  1. 1 bait terdiri dari 4 baris
  2. Baris 1 dan 2 merupakan sampiran
  3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
  4. Teks pantun berbentuk bait-bait
  5. Ada keterkaitan isi baris pertama dan kedua
  6. Ada keterkaitan isi baris ketiga dan keempat
  1. 1 bait terdiri dari 4 baris
  2. Setiap baris mempunyai makna yang berkaitan dengan baris-baris sebelumnya
  3. Empat baris merupakan satu kesatuan ide
  4. Tidak ada sampiran maupun isi menyerupai pantun
  5. Syair perlu dilagukan untuk membentuk nyanyian
  1. 1 bait terdiri dari 2 baris
  2. Bait pertama merupakan alasannya atau persoalan
  3. Bait kedua merupakan jawaban atau penyelesaian
  4. Isi terletah di larik kedua
Ciri teks
  1. Bersajak a-b-a-b
  2. Terdiri dari 8-12 suku kata
  3. Pilihan katanya, padat, singkat dan jelas
  1. Bersajak a-a-a-a
  2. Terdiri dari 8-12 suku kata
  1. Bersajak a-a
  2. Terdiri dari 10-14 suku kata
Ciri Bahasa
  1. Bahasanya singkat padat dan jelas
  2. Bahasa campur
  1. Menggunakan bahasa kiasan
  2. Bahasanya harus sama
-
JenisPantun adat, Pantun agama, Pantun budi, Pantun jenaka, Pantun kepahlawanan, Pantun kiasan, Pantun nasihat, Pantun percintaan, Pantun pribahasa, Pantun teka-teki, Pantun perpisahanSyair melayu lama, Syair islami, Syair cinta, Syair persahabatan, Syair kehidupan, Syair pendidikanGurindam Berkait dan gurindam berangkai,

b. Persamaan Pantun dan Syair
1. Terdiri dari 4 baris dalam satu bait
2. Terikat oleh rima
3. Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
4. Pantun dan syair yakni puisi lama

Persamaan Syair dan Gurindam
1. Terikat oleh rima
2. Barisnya merupakan kesatuan yang utuh
3. Merupakan puisi lama

Persamaan Pantun, Syair dan Gurindam
1. Pantun, syair dan gurindam merupakan puisi lama
2. Tujuannya untuk memberikan pengajaran atau nasihat

6. Menyimpulkan Ciri Pantun, Syair, dan Gurindam
Setelah mengerjakan beberapa latihan ihwal puisi rakyat, simpulkan dengan bahasa sendiri ciri ketiga puisi rakyat tersebut! Simpulkan ciri-ciri pantun, gurindam, dan syair. Diskusikan dengan teman di sebelahmu!

No comments:

Post a Comment