Monday, February 17, 2020

Unsur Kebahasaan Teks Negosiasi

Teks perundingan yakni teks yang memuat interaksi sosial untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda atau saling bertentangan. Teks ini berisi proses untuk mencapai suatu kesepakatan atau perjanjian antara kedua belah pihak semoga sama-sama diuntungkan. Kedua belah pihak mempunyai hak yang sama, menerima, dan saling memberi. Negosiasi biasanya berisi proses tawar-menawar sehingga mencapai hasil simpulan atau kesepakatan.

Sebagai sebuah teks, teks perundingan mempunyai beberapa unsur yang membangun teks tersebut. Beberapa unsur teks perundingan antara lain sebagai berikut.

1. Partisipan
Partisipan yakni pelaku atau negosiator (penutur dan kawan tutur). Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Sebagai pola penjual dan pembeli, pengusaha dan pihak bank. Perwakilan karyawan dan utusan perusahaan. Dalam teks negosiasi, partisipan dibatasi dengan tanda titik dua, (teks dialog). Mereka memakai kata sapaan, menyerupai bapak, ibu, mbak, mas, dan lain-lain.

2. Bahasa Santun
Berbahasa Indonesia dengan santun yakni memakai bahasa Indonesia dengan akal bahasa yang halus, nilai rasa yang baik, dan penuh kesopanan, serta berusaha menghindari konflik antara pembicara dengan lawan berbicaranya di dalam proses berkomunikasi.

Teks perundingan merupakan teks untuk menghasilkan kesepakatan. Jadi, bahasa yang digunakan yakni bahasa yang santun, yakni bahasa yang bersifat positif dan tidak menyinggung perasaan. Sebagai pola mengatakan salam, memakai sapaan yang sesuai dengan usia dan jabatan, dan menolak dengan kata-kata tidak kasar

3. Pasangan Tuturan
Teks perundingan berupa tuturan eksklusif antara negosiator. Tuturan eksklusif itu berupa tanya dan jawab antara penutur dengan kawan tutur. Misalnya: mengucapkan salam—membalas salam/diam; bertanya—menjawab/tidak menjawab; meminta—memenuhi/menolak permintaan; menawarkan—menerima/menolak tawaran; mengusulkan—menerima/menolak usulan.
Contoh:
  1. Wakil siswa : “Selamat pagi, Pak!” [mengucapkan salam]
  2. Waka kesiswaan : “Selamat pagi, silakan duduk!” [menjawab salam] [mempersilakan duduk]
  3. Wakil siswa : “Terima kasih, Pak.” [mengucapkan terima kasih kemudian duduk]
  4. Penjual : “Mau beli apa, Mas?” [bertanya]
  5. Anton : “Ini Mbak mau beli kerudung untuk ibu saya.” [menjawab]
  6. Anton : “Wah, kok mahal, Mbak? Rp30.000,00 tidak boleh?” [meminta]
  7. Penjual : “Tidak boleh Mas, itu bahannya anggun soalnya.” [menolak permintaan]

4. Kalimat Persuasif
Pengertian kalimat persuasif atau persuai yakni sebuah kalimat yang berisi himbauan atau undangan secara halus semoga lawan bicara mau atau bersedia mengikuti kemauan yang disampaikan oleh penutur kelimat tersebut.  Negosiasi dilakukan dengan cara persuasi sehingga dalam teks perundingan terdapat kalimat persuasif. Dalam teks negosiasi, kalimat ini diharapkan untuk mencapai tujuan kesepakatan.
Contoh:
  1. “Mohon diturunkan, Pak. Kami akan membantu dalam pembuatan maskot, persiapanpersiapan dan lain-lain yang penting iurannya sanggup turun.”
  2. “Iya, Mas, cocok kalau digunakan sama ibu Mas.”
  3.  “Tidak sanggup tambah, Mbak? Saya yakin perjuangan ini akan sangat sukses.”

5. Kalimat Deklaratif
Kata deklaratif berasal dari bahasa latin, declaratio, yang artinya pernyataan.  Kalimat deklaratif yakni sebuah kalimat yang berupa statement dan bersifat fakta, atau opini. kalimat deklaratif disebut juga dengan kalimat berita.  Kalimat deklaratif berfungsi untuk mengatakan suatu informasi, isu atau kejadian kepada seseorang tanpa mengharapkan respon khusus.Dalam teks negosiasi, kalimat deklaratif diharapkan untuk menginformasikan impian partisipan. Tujuannya semoga partisipan lain mengerti ihwal hal yang sedang dinegosiasikan.
Contoh:
  1. “Kami merasa keberatan Pak dengan iuran sebesar Rp100.000,00. Kami ingin meminta dispensasi biaya, Pak.”
  2. “Begini, Pak. Untuk ajuan ini tidak ada masalah, cuma untuk Rp800.000.000,00 kami dari pihak bank tidak sanggup memenuhinya. Pihak bank hanya sanggup memenuhi Rp500.000.000,00 dengan bunga 5%.”

6. Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif mempunyai pengertian sebagai kalimat yang di dalamnya mengandung pertanyaan. Kalimat ini berfungsi untuk menanyakan suatu informasi kepada orang lain. Dalam teks negosiasi, kalimat interogatif diharapkan untuk menanyakan informasi ihwal hal yang sedang dinegosiasikan.
Contoh:
  1. “Ada apa dengan iuran PHBN?”
  2. “Mau beli apa, Mas?”
  3. “Ini berapa, Mbak?”

7. Ungkapan Kesepakatan
Ungkapan kesepakatan yakni kata atau kalimat yang mengungkapkan makna bahwa permasalahan perundingan telah selesai dan keduanya mencapai tujuan yang sama. Beberapa pola ungkapan kesepakatan dalam teks perundingan antara lain sebagai berikut :
  1. “Ya sudah, Mbak Rp55.000,00, saya ambil yang ini.”
  2. “Baiklah, Bu Rp600.000.000,00 tidak apa-apa.”
  3. “Baiklah saya akan mengusulkan Rp45.000,00, tapi kau harus mengoordinasikan teman-teman untuk membantu persiapan–persiapan sekolah.

8. Unsur Kebahasaan Lainnya
Unsur kebahasan lainnya yakni kalimat langsung, kata sapaan, ucapan salam, dan pronomia persona.
Teks perundingan yakni teks yang memuat interaksi sosial untuk mencapai kesepakatan di anta Unsur Kebahasaan Teks Negosiasi
Contoh Teks Negosiasi Penjual dan Pembeli
1.Penjual:Selamat pagi, Pak!Orientasi
2.Pak Mulyadi:Selamat pagi.
3.Penjual:Silahkan duduk. Dengan Pak Mulyadi bukan ?
4.Pak Mulyadi:Benar pak, saya yang menghubungi bapak tadi pagi. Dari foto yang ditampilkan di Koran tersebut, saya tertarik ingin melihat kendaraan beroda empat tersebut secara dekat, alasannya yakni menurut foto yang saya lihat, kelihatannya kendaraan beroda empat bapak masih dalam keadaan higienis dan baru.Permintaaan
5.Penjual:Betul sekali, kendaraan beroda empat itu gres saya beli sekitar 2 tahun yang lalu, dan kondisinya sangat anggun sekali, saya menjualnya alasannya yakni ingin mengganti kendaraan beroda empat yang baru.
6.Pak Mulyadi:Bisa saya lihat kendaraan beroda empat itu sekarang, Pak?
7.Penjual:Tentu, tentu Pak. Silahkan lewat Pak. (berjalan menuju garasi mobil).Pemenuhan
8.Pak Mulyadi:Iya, Pak. Persis menyerupai foto yang terpajang dan warnanya juga masih mengkilat menyerupai baru.
9.Penjual:Tentu saja Pak. Mobil ini selalu saya rawat, tak ada satu butir bubuk pun tidak akan saya biarkan menyentuh kendaraan beroda empat ini (tersenyum simpul)
10.Pak Mulyadi:Berbicara mengenai barangkan sudah terang ini, Pak. Kalau boleh, harga berapa kendaraan beroda empat tersebut akan bapak lepas ?Penawaran
11.Penjual:Harga kendaraan beroda empat dengan kondisi menyerupai itu, saya mematok harga Rp 225 juta, sanggup nego Pak.
12.Pak Mulyadi:Wah, cukup tinggi ya pak harganya. Bagaimana kalau 200 juta saja Pak? Sebenarnya saya hanya punya anggaran sekitar 200 juta, Pak. Itupun tidak cash hari ini.
13.Penjual:Belum boleh Pak. Bagaimana kalau 220 juta Pak? Dengan kondisi kendaraan beroda empat yang menyerupai bapak lihat saya kira itu tidak terlalu tinggi.
14.Pak Mulyadi:Wah, masih belum sreg harganya, Pak. Bagaimana kalau 210 juta? Saya kira itu harga yang pas untuk kendaraan beroda empat Anda.
15.Penjual:Belum boleh, Pak. Naik sedikit lagi.
16.Pak Mulyadi:Ok, saya berani bayar kendaraan beroda empat Anda 215 juta.Persetujuan
17.Penjual:Ya, okelah Pak. Sepertinya harga yang menarik, oke pak, tetapi pembayarannya sesuai dengan permintaan bapak tadi, Pembelian
18.Pak Mulyadi:Pembayarannya yang 200 juta tunai hari ini, dan sisanya akan saya berikan jikalau kendaraan beroda empat telah saya terima ditempat saya, bagaimana, Pak?
19.Penjual:Ya, terima kasih Pak Mulyadi. Senang bekerja sama dengan anda dan semoga transaksi ini dilakukan dengan nrimo dan semoga kendaraan beroda empat ini menambah berkah bagi bapak.Penutup
20.Pak Mulyadi:Sama-sama Pak. Saya pulang kini dan saya tunggu kedatangan kendaraan beroda empat ini di rumah, ini alamat rumah saya (memberikan kartu nama).
21.Penjual:Selamat jalan Pak. Silahkan tunggu saja dalam waktu dua hari dari kini kendaraan beroda empat akan hingga di rumah bapak.

No comments:

Post a Comment