Thursday, March 26, 2020

Pengendalian Kulitas Mutu Jahitan

Standar mutu jahitan yaitu ukuran patokan (standar) terhadap kualitas (mutu) suatu produk jahitan. Mutu produk yaitu kesesuaian ciri dan huruf produk yang dibuat, dengan ciri dan huruf produk yang diminta, dan kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam kondisi tertentu.

Para pakar mutu menawarkan definisi mutu sebagai berikut: (1) Sesuai dengan kegunaan (Fitness For Use-J.M Juran); (2) Memenuhi persyaratan pelanggan (Conform to Customer requirement-Philip B. Crosby), (3) Memenuhi keinginan pelanggan (meeting Customer Expectations-A. V Fegenbaum), dan (4) Kepuasan pelanggan (Customer satisfaction-K. Ishikawa)

Untuk mencapai standar mutu yang diharapkan, maka harus dilakukan pengendalian mutu atau dikenal dengan istilah Quality Control. Quality Control yaitu semua perjuangan untuk menjamin (assurance) biar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen (pelanggan). Quality/ Kualitas / Mutu Kesesuaian produk/hasil selesai dibandingkan dengan standar atau spesifikasi tertentu. Control/ Kontrol/ Kendali Pengendalian yang dilakukan dalam upaya biar hasil selesai sesuai dengan tuntutan atau standar.

A. Tujuan Quality Control
Tujuan quality control yaitu biar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi. Selain itu quality control juga bertujuan untuk.
  1. Untuk memperoleh laba dengan cara yang fleksibel.
  2. Untuk menjamin biar pelanggan merasa puas, investasi bisa kembali.
  3. Perusahaan menerima laba untuk jangka panjang.

Saat pelaksanaan pengujian QC dan testing bila ditemukan beberapa problem khusus, perlu dibentuk suatu study biar sanggup digunakan untuk mengatasi problem di bab produksi tersebut. Tugas bab QC yaitu jikalau terjadi komplain, mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran untuk bisa diterima secara terpisah kemudian dilaporkan kepada departemen terkait untuk perbaikan proses selanjutnya. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Pengendalian biaya (Cost Control) tujuannya yaitu biar produk yang dihasilkan menawarkan harga yang bersaing (Competitive price).
  2. Pengendalian Produksi (Production Control) tujuanya yaitu biar proses produksi (proses pelaksanaan ban berjalan) bisa lancar, cepat dan jumlahnya sesuai dengan rencana pencapaian target.
  3. Pengendalian Standar Spesifikasi produk mencakup aspek kesesuaian, keindahan, kenyamanan digunakan dsb, yaitu aspek-aspek fisik dari produk.
  4. Pengendalian waktu penyerahan produk (delivery control) Penyerahan barang terkait dengan pengaturan untuk menghasilkan jumlah produk yang sempurna waktu pengiriman, sehingga sanggup sempurna waktu diterima oleh pembeli.

B. Jenis jenis Quality Control Garmen
Dalam industri garmen terdapat beberapa jenis quality control yang digunakan untuk kelancaran proses produksi. Beberapa quality control yang ada antara lain sebagai berikut.
  1. Piece Goods Quality Control/pemeriksaan materi baku. Kegiatan yang dilakukan pada pada kontrol materi baku antara lain : Adanya inspector pada dikala staffing (bongkar muat), Melakukan pengecekan sejumlah 10% kain dari total kain yang diterima, Melakukan dan mengevaluasi adanya fabric defect/ cacat kain, dan Melakukan perbaikan apabila diperlukan.
  2. Cutting Departemen Quality Control, acara yang dilakukan antara lain :  Melakukan persiapan terhadap kebutuhan man power, Mempunyai sistim pengecekan pada setiap step proses cutting (Misalnya pada proses: marker, spreading, cutting dan cutting pieces/komponen), Mempunyai sistim perbaikan apabila diperlukan.
  3. In process Quality Control, acara yang dilakukan antara lain : Melakukan persiapan terhadap manpower, alat yang diharapkan memiliki kawasan dengan penerangan yang baik sebagai kawasan pengecekan, Mempunyai sistem sampling plan, Mempunyai mekanisme dalam menangan problem rejection dalam bundeling sistim, Mempunyai sistim audit minimum per hari untuk setiap operator. Untuk operator gres pengecekan minimum 3 x per hari, Mempunyai sistim audit untuk setiap tahapan proses. Mempunyai sistim inspect untuk setiap bundle, dengan cara diambil 7 pcs per bundle dan akan dinyatakan reject apabila ditemukan 1 pcs., Mempunyai sistim kontinyu audit untuk operator yang memiliki masalah, dan Mempunyai sistim menyimpanan record untuk operator bermasalah.

3. Sistem Pemeriksaan dalam Proses Produksi
a. Pemeriksaan sample (sample inspection)
Sample yaitu teladan materi atau material, teladan model atau style, atau teladan garmen. Sample ini sanggup berupa sample dari pihak pembeli atau pun yang dibentuk oleh pihak pabrik. Sample yang dimaksud di sini yaitu sample yang dibentuk oleh pihak pabrik menurut teladan dari pihak pembeli.
 Standar mutu jahitan yaitu ukuran patokan  Pengendalian Kulitas  Mutu Jahitan
Tujuan investigasi yaitu biar seluruh sample yang dibentuk oleh pihak pabrik (bagian sample) bebas dari cacat, kerusakan, penyimpangan/ ketidaksesuain baik model, mutu jahitan/finishing, ukuran, warna, dan lain sebagainya.

Setelah mendapatkan sample, selanjutnya sample di-copy komplit size, cek style dan ukuran, kemudian dilanjutkan dengan menciptakan top sample pre production sebanyak 4 pcs atau lebih per style dan size. Urutan/Prosedur Pemeriksaan Sampel (QC Sampel):
  • Petugas bab quality control (QC) akan mendapatkan sample dan lembar investigasi sample dari petugas bab sample.
  • Lembar rencana kerja (work-sheet) dan teladan produk garmen yang akan diproduksi dibentuk oleh petugas bab sample & Merchandiser diserahkan ke bab QC.
  • Petugas QC akan menyidik dan memberi komentar/koreksi terhadap sample pada lembar investigasi (work-sheet) dan menyerahkan kembali kepada merchandiser.
  • Merchandiser mempelajari catatan QC dan menetapkan untuk dikirim ke bab produksi atau ditolak dan dikembalikan kepada bab pembuatan sample untuk dibentuk ulang teladan atau sample.
  • Jika sample ditolak oleh merchandiser maka sample akan dikembalikan kepada bab pembuatan sample untuk diperbaiki atau dibentuk ulang sesuai dengan mutu sample yang dikehendaki oleh pembeli.
  • Jika sample diterima atau disetujui oleh merchandiser maka sample tersebut akan dikirim oleh merchandiser ke pihak pembeli guna mendapatkan persetujuan, sesuai ajakan atau tidak (approval sample)
  • Petugas QC akan mendapatkan salinan atau copy laporan investigasi sample dari merchandiser.
  • Sampel yang telah disetujui pihak pembeli (approval sample) dikembalikan ke bab produksi untuk diproduksi secara massal.

2. Pemeriksaan pada bab potong/cutting
Cutting yaitu proses pemotongan kain sesuai pola marker yang ada dan sudah dicek kebenarannya oleh bab marker dan QC cutting. Secara singkat yang dilakukan oleh bab QC cutting yaitu mengecek gelaran kain, kain tidak gelombang, tidak melipat, kain bawah hingga atas harus sama, dan penyusutan kain. Kemudian mengecek hasil potongan, potongan harus sesuai dengan sample dan toleransi ukuran.

3. Pemeriksaan pada bab fusing
  • Melakukan investigasi terhadap hasil fusing sebelum dan setelah pencucian. Apakah mengalami perubahan warna dan ukuran.
  • Melakukan investigasi terhadap kualitas fusing yang dihasilkan, terdapat delamination dan strike trough atau tidak. Apakah bond strength sudah memenuhi standar atau tidak.
  • Melakukan investigasi khusus untuk kain stripe/kotak hasil fuse benar benar lurus dan balance.
  • Melakukan investigasi apakah interlining yang digunakan sudah sesuai dengan yang ditentukan oleh buyer atau tidak.

4. Pemeriksaan pada bab jahit.
Urutan/prosedur investigasi pada proses Sewing:
  • Bekerja sesuai dengan ajaran produksi atau work sheet.
  • Mengikuti proses sesuai dengan layout hingga baju jadi
  • Periksa hasil cutting per komponen sesuai dengan sample dan toleransi
  • Memeriksa jumlah setikan dalam 1 inch (stitch/inch)
  • Periksa hasil jahitan dan ukuran tiap tahapan proses, jahitan harus baik, rapi, tidak loncat.
  • Periksa hasil jadi sesuai dengan work sheet
  • Periksa hasil jadi setelah dilakukan trimming
  • Semua data dicatat pada blangko yang sudah disediakan
  • Melakukan investigasi terhadap model/style yang akan digunakan.
  • Melakukanpemeriksaanterhadap material penunjang yang akan digunakan, nisalnya : Label, Button, benang
  • Melakukan investigasi terhadap hasil komponen jadi, spi, ukuran,model/style, handling/penanganan
  • Melakukan pengukuran terhadap garmen jadi
  • Melakukan tes basuh pada garmen jadi untuk mengetahui apakah ada perubahan warna, dan ukuran setelah pencucian.

5. Final audit procedure/ mekanisme final audit
  • Final audit akan dilakukan pada posisi garmen dengan status produksi tertentu.
  • Melakukan investigasi kesesuain pada jumlah pemesanan, warna dan model.
  • Melakukan pemilihan/pengambilan garmen secara random sesuai dengan statistical sample plan.
  • Melakukan investigasi secara visual dari hasil operasi sewing/ jahit apakah kualitas jahit sudah sesuai atau tidak dengan standar
  • Melakukan investigasi terhadap ukuran, apakah sudah sesuai dengan pemesanan atau tidak. Minimum pengukuran 5 pieces untuk setiap warna dan ukuran.
  • Melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap: model, kain, price ticket, folding method/cara lipat, carton marking. Dan carton labeling warna, jahitan, material penunjang, konstruksi material,

No comments:

Post a Comment