Wednesday, March 25, 2020

Macam Macam Konstruksi Pola

Banyak metode pembuatan contoh yang kita kenal dalam dunia Fashion, insan membuat Pola Dasar, sebelum dibentuk menjadi busana, sehingga dengan adanya contoh dasar, busana sanggup dibentuk dengan banyak sekali jenis desain, sesuai dengan keinginan. Dalam sejarah pembuatan busana sudah banyak sekali jenis contoh dasar yang sudah diciptakan oleh para pemikir di bidang pembuatan busana.

Masing-masing cara dan sistem pembuatan contoh dasar tersebut memakai cara-cara yang berbeda pula, namun apapun dan bagaimana pun caranya, hasilnya tetap dinamakan Pola Dasar. Masing-masing cara pembuatan contoh dasar tersebut memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda pula, tergantung pada kecocokan atau kebiasaan para pengguna contoh dasar tersebut. Secara umum macam-macam sistem atau metode pembuatan contoh dasar busana tersebut ialah sebagai berikut:
  1. Pola dasar metode Soen
  2. Pola dasar J.H. Meyneke
  3. Pola dasar Dressmaking
  4. Pola dasar Danckaerts
  5. Pola dasar Charmant
  6. Pola dasar Cuppens Geurs
  7. Pola dasar Bunka

Tidak ada sistem pembuatan contoh dasar yang tidak baik, dan tidak ada contoh dasar yang tidak sanggup dirubah menjadi contoh busana yang sesuai dengan desain. Baik atau buruknya suatu sistem pembuatan contoh dasar tergantung pada kecocokan atau kebiasaan si pengguna contoh tersebut.

Bunka ialah merupakan hasil penyempurnaan dari sistem pembuatan contoh yang lama. Pembuatan contoh dasar sistem Bunka ialah hasil riset atau penelitian yang dilakukan oleh University of Wuman Tokyo di Jepang atau Bunka Daigaku. University of Wuman ialah satu-satunya perguruan tinggi tinggi di Jepang yang secara terus menerus berkarya dan menerbitkan buku-buku khusus dibidang Fashion atau tentang busana.

A. Jenis Pola
Ada 3 (dua) Jenis contoh yang biasa kita kenal yaitu:
  1. Pola konstruksi ialah contoh yang dibentuk sesuai dengan ukuran tubuh model.
  2. Pola Standar ialah contoh yang dibentuk dengan memakai ukuran yang sudah baku atau ukuran standar, menyerupai ukuran small (S), Medium (M), dan Large (L).
  3. Pola cetak ialah contoh yang sudah siap untuk digunakan dengan ukuran tertentu dan sesuai dengan desain yang sudah disiapkan juga.

B. Teknik Pembuatan Pola Konstruksi
Teknik pembuatan contoh konstruksi sanggup dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
  1. Pola pulir atau Draping yaitu teknik pembuatan contoh dengan cara membentuk dan menggunting materi lansung pada model(tiga dimensi).
  2. Pola yang digambar pada kertas atau pada materi tekstil(di atas kain)disebut dengan contoh datar (drafting/ flats pattern) yaitu contoh yang dibentuk dengan cara di gambar pada kertas contoh atau lansung pada materi dengan memakai ukuran tubuh model yang sudah disiapkan sebelumnya.
  3. Pola Kombinasi (drafting/ flats pattern/ dan draping) yaitu pembuatan contoh dengan cara menggabungkan menggambar dengan menggunting lansung pada materi (drafting dan draping).

Untuk sanggup membuat busana yang sesuai dengan desain yang diinginkan, sanggup dilakukan melalui beberapa cara yaitu: Pertama dengan memakai contoh dasar, kemudian dari contoh dasar tersebut barulah dirubah menjadi contoh yang diadaptasi dengan desain. Kedua eksklusif dibentuk pada tubuh model biasa disebut dengan cara atau teknik Draping dan Draperie.

C. Pembuatan Pola Teknik Konstruksi
Teknik konstruksi ialah teknik pembuatan contoh dengan memakai ukuran tubuh yang sebenarnya. Makara bukan memakai ukuran standard dan bukan pula ukuran yang di skalakan maupun ukuran yang sengaja dibentuk sendiri.

Tubuh insan bergerak, dengan demikian pada potongan tubuh yang bergerak perlu diberi kelonggaran semoga sanggup bergerak dengan leluasa. Oleh sebaba itu sebelum membuat contoh perlu ada analisa bentuk tubuh, lantaran perlu keterampilan khusus dalam memodifikasi contoh semoga contoh yang dibentuk sesuai dengan ukuran dan bentuk tubuh model.
 Banyak metode pembuatan contoh yang kita kenal dalam dunia Fashion Macam Macam Konstruksi Pola
Gambar (1) di atas ialah materi yang dililitkan terhadap orang yang bentuk punggungnya agak menonjol, hasilnya kelebihan materi pada potongan pinggang belakang lebih banyak, lantaran didorong oleh punggung, sehingga lebar kupnat pada potongan pinggang belakang lebih besar dari orang atau model dua yang punggungnya lebih rata. Selanjutnya, pada potongan pinggang muka, gambar pertama, hanya sedikit ada kelonggaran bila dibandingkan dengan gambar model dua. Ini disebabkan model pertama agak sedikit bungkuk, sehingga materi menjadi ketarik kebelakang.

Sedangkan model dua badannya tegak dan payud*ranya normal, sehingga kelebihan materi antara potongan muka dengan belakang hampir seimbang. Pada pinggang potongan muka pada model dua, kelebihan bahannya lebih banyak dari model satu, sehingga pada gambar pola, kupnat potongan muka juga lebih lebar dari model satu.

Kesimpulannya ialah bahwa masing-masing bentuk tubuh harus ditangani dengan cara yang berbeda, diadaptasi dengan bentuk tubuh masing-masing model, tidak ada contoh dasar yang eksklusif sesuai atau cocok untuk semua bentuk tubuh.

Karena contoh dasar dibentuk dengan berpedoman kepada model dengan bentuk tubuh ideal atau normal, sehingga mustahil contoh dasar tersebut sanggup eksklusif digunakan untuk semua bentuk tubuh model, tetapi haruslah ada perbaikan dan sentuhan garis contoh yang diadaptasi dengan bentuk tubuh model. Kita akan tau cara memperbaikinya tentu bila kita sudah tau dan sudah menganalisis terlebih
dahulu bentuk tubuh model.

Tubuh kita terlihat menyerupai tabung (bulat) bila dilihat dari atas, Kalau kita coba melingkarkan kain atau materi tekstil (dibuat kaku) pada tubuh seseorang, maka akan sanggup kita lihat bahwa terdapat beberapa potongan materi yang harus dilipat, digunting atau dibuang semoga materi tersebut sanggup melekat dengan baik pada tubuh model/orang tersebut. Hal ini disebabkan lantaran bentuk tubuh insan khususnya wanita bukanlah bidang datar, melainkan terdiri dari beberapa lekukan maupun tonjolan, 

No comments:

Post a Comment