Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini, ibarat adanya sehat dan sakit, hidup dan mati, rezeki dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah Swt.
Takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram. Manfaat beriman kepada qada dan qadar yaitu menenangkan jiwa, senantiasa bersikap sabar dan syukur, menumbuhkan sifat optimis, dan menjauhkan diri dari sifat sombong.
A. Pengertian Qada dan Qadar
Secara bahasa qada mempunyai beberapa pengertian, yaitu: hukum, keputusan, ketetapan, kehendak. Sedangkan qadar secara bahasa artinya kepastian, ukuran, kekuasaan, perwujudan kehendak. Secara istilah, yang dimaksud qada ialah ketetapan Allah terhadap segala sesuatu semenjak zaman azali. Zaman azali yaitu zaman ketika segala sesuatu belum tercipta. Qadar ialah perwujudan kehendak Allah Swt. terhadap semua makhluk-Nya dalam ukuran dan bentuk-bentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya.
Antara qada dan qadar terdapat relasi dekat dan merupakan satu kesatuan. Qada merupakan ketentuan, kehendak dan kemauan Allah Swt. Sedangkan qadar merupakan perwujudan dari kehendak Allah Swt. Qada dan qadar biasa dikenal dengan istilah takdir.
Beriman kepada qaada dan qadar merupakan rukun dogma yang keenam. Iman kepada qada dan qadardalam ungkapan sehari-hari lebih dikenal dengan sebutan dogma kepada takdir. Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini, ibarat adanya sehat dan sakit, hidup dan mati, rezeki dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah Swt.
B. Takdir Muallaq dan Takdir Mubram
Takdir ialah ketentuan suatu insiden yang terjadi di alam raya ini yang mencakup semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia. Umat Islam memahami takdir sebagai bab dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman.
Meskipun takdir insan telah ditentukan oleh Allah Swt., namun tak satupun yang sanggup mengetahuinya sebelum hal itu terjadi. Hal inilah yang mengakibatkan insan tetap wajib berusaha untuk meraih yang terbaik. Allah Swt. memperlihatkan jalan kepada insan untuk menjalani kehidupannya dengan cara ikhtiar sekuat tenaga serta mengiringinya dengan berdoa. Qada dan qadar atau takdir dibagi dua, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram. Berikut ialah penjelasannya.
a) Takdir Muallaq
Muallaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan. Takdir muallaq yaitu ketentuan Allah Swt. yang mengikut sertakan tugas insan melalui perjuangan atau ikhtiarnya. Manusia diberi tugas untuk berusaha, hasil hasilnya akan ditentukan oleh Allah Swt. Perhatikan QS. a-radu/13:11 berikut ini
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ ﴿ ١١
Artinya :Bagi insan ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang sanggup menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.Berikut ini ialah contoh-contoh takdir mullak:
- Kepandaian. Seseorang yang ingin berakal maka harus berusaha meraihnya. Usaha-usaha tersebut antara lain dengan cara rajin berguru dan disiplin membagi waktu.
- Kesehatan. Seseorang yang ingin sehat maka harus berusaha dengan cara berolah raga teratur, menjaga kebersihan, menjaga gizi dan pola makan. Jika melaksanakan usaha-usaha tersebut maka badan akan sehat.
- Kemakmuran. Kemakmuran sanggup diraih dengan ulet bekerja, kreatif, pantang menyerah, rajin menabung, dan hemat.
b) Takdir Mubram
Mubram secara bahasa artinya sesuatu yang tidak sanggup dielakkan atau sudah pasti. Jadi, takdir mubram ialah ketentuan mutlak dari Allah Swt. yang niscaya berlaku dan insan tidak diberi tugas untuk mewujudkannya.
Contoh takdir mubram di antaranya jenis kelamin manusia, ajal, panjang/pendek usia, api mempunyai sifat panas, bumi berbentuk bulat, gaya gravitasi, insiden final zaman dan sebagainya. Kapan maut menjemput, dan di mana tempatnya semua sudah ditentukan oleh Allah Swt. Jika sudah datang dikala maut menjemput semua orang tidak sanggup mengelak, tidak sanggup lari, tidak sanggup diundur atau dimajukan. Inilah salah satu pola ketentuan Allah Swt. yang disebut takdir mubram. Perhatikan firman Allah Swt. dalam QS al-A’raf/7:34 berikut ini:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ ﴿ ٣٤
Artinya:“Dan setiap umat mempunyai maut (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak sanggup meminta penundaan atau percepatan sesaat pun” (QS al-A’raf/7:34 )
C. Manfaat Beriman Kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada qada dan qadar ialah menyakini dengan sepenuh hati adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua mahluk hidup. Semua itu menjadi bukti kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu yang terjadi di alam fana ini telah ditetapkan oleh Allah SWT. Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar akan memperoleh banyak manfaat. Di antaranya sebagai berikut.
- Menenangkan jiwa. Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar akan mendapatkan ketenangan jiwa. Hal ini dikarenakan ia merasa bahagia dan mendapatkan dengan nrimo atas semua ketentuan Allah Swt. Tidak ada kekhawatiran dalam jiwa, alasannya ialah ia meyakini bahwa Allah Swt. senantiasa menghendaki kebaikan pada diri hamba-Nya.
- Senantiasa bersikap sabar dan syukur. Apabila menerima nikmat maka ia akan bersyukur kepada Allah Swt. Ciri orang yang bersyukur yaitu di dalam hatinya merasa cukup atas derma Allah Swt. Kemudian rasa syukur tersebut diwujudkan secara verbal dan perbuatan.
- Menumbuhkan sifat optimis. Seseorang yang beriman kepada qada dan qadarakan mempunyai sifat optimis. Kegagalan meraih impian tidak membuatnya berputus asa, justru sebaliknya semakin bersemangat berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya.
- Menjauhkan diri dari sifat sombong Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar apabila memperoleh keberhasilan ia menganggap semua itu ialah karunia Allah Swt. Ia tidak pernah menyampaikan semua itu merupakan hasil usahanya sendiri.
No comments:
Post a Comment