diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Niat niat yang nrimo akan mengantarkan ke perbuatan yang nrimo pula. Dengan ikhlas, hati kita menjadi tenteram, tidak ada beban yang memberatkan.
Orang yang sabar tidak hanya bersikap lapang dada ketika menghadapi kesulitan dan musibah, tetapi juga teguh pendirian (Istiqamah) dalam memperjuangkan kebenaran, dan selalu dinamis dan optimistis dalam meraih masa depan yang lebih baik dan bermakna.
A. Membaca Q.S. an-Nisa/4: 146
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿ ١٤٦
Lafal | Arti | Lafal | Arti |
---|---|---|---|
إِلَّا الَّذِينَ | kecuali orang-orang | فَأُولَٰئِكَ | maka mereka |
تَابُوا | yang bertobat | مَعَ الْمُؤْمِنِينَ | bersama orang yang beriman |
وَأَصْلَحُوا | yang memperbaiki diri | وَسَوْفَ | di atas |
وَاعْتَصَمُوا | berpegang teguh | يُؤْتِ اللَّهُ | Allah akan memberikan |
بِاللَّهِ | agama Allah Swt. | أَجْرًا عَظِيمًا | pahala yang besar |
وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ | dengan tulus dalam beragama |
Artinya :
“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus nrimo (mengerjakan) agama mereka alasannya yakni Allah. Maka mereka itu yakni gotong royong orang yang beriman dan kelak Allah akan memperlihatkan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (Q.S. an-Nisa/4: 146)
Kandungan Q.S. an-Nisa/4: 146 menjelaskan perihal keikhlasan amal seseorang. Ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal. Perhatikan firman Allah Swt. berikut.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿ ٥
Artinya :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan ¡alat dan menμnaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Q.S. al-Bayyinah/98: 5)Perilaku nrimo sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. an-Nisa/4: 146 dalam kehidupan sehari-hari sanggup diwujudkan dengan cara:
- Gemar melaksanakan perbuatan terpuji dan tidak di pamerkan kepada orang lain;
- Ikhlas dalam beribadah, semata-mata alasannya yakni Allah Swt.;
- Tidak mengharapkan kebanggaan atau sanjungan dari orang lain;
- Selalu berhati-hati dalam bertindak atau berperilaku;
- Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil;
- Tidak menghitung-hitung apalagi mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah diberikan kepada orang lain.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿ ١٥٣
Lafal | Arti | Lafal | Arti |
---|---|---|---|
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ | wahai orang-orang | بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ | dengan sabar dan salat |
آمَنُوا | orang yang beriman | إِنَّ اللَّهَ | sesungguhnya Allah Swt. |
اسْتَعِينُوا | mohonlah pertolongan | مَعَ الصَّابِرِينَ& | beserta orang-orang yang sabar |
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah dukungan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (Q.S. al-Baqarah/2: 153)
Kandungan Q.S. al-Baqarah/2:153 menjelaskan orang-orang yang sabar. Sesungguhnya Allah Swt. beserta orang-orang yang sabar. Sabar merupakan pengendali hati untuk selalu Istiqamah dalam berbuat baik. Sayidina Ali bin Abi Thalib mengatakan. “Sabar yakni bab dari iman,sebagaimana kepala bab dari tubuh".
Sabar sanggup diartikan tabah, tahan menderita, ulet, tekun, dan tidak gampang putus asa. Sabar juga sanggup berarti menahan, maksudnya yakni menahan diri dari kesusahan yang menimpanya, menahan verbal atau anggota tubuh dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik, serta menahan rasa malas untuk berbuat baik.
Sabar itu ada beberapa macam, antara lain sabar menjalankan perintah Allah Swt., menjauhi kemaksiatan atau meninggalkan larangan Allah Swt., mendapatkan dan menghadapi musibah, menμntut ilmu pengetahuan, serta sabar dalam bekerja dan berkarya.
Perilaku sabar sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. al-Baqarah/2: 153 dalam kehidupan sehari-hari sanggup diwujudkan dengan cara sebagai berikut.
- Sabar dalam menjalankan perintah Allah Swt., seperti: 1) Ketika mendengar azan segera menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah; 2) Ketika bel berbunyi segera masuk kelas untuk mengikuti pelajaran; 3) Saat orang renta memanggil, segera menghadap dan menemui semoga tidak mengecewakannya.
- Sabar dalam menjauhi maksiat atau meninggalkan larangan Allah Swt., seperti: 1) Ketika diajak membolos segera menolak dan menghindari teman-teman yang bersekongkol untuk membolos; 2) Saat diajak tawuran segera menolak dan menjauhi teman-teman yang mengajaknya; 3) Tidak cepat murka dan main hakim sendiri.
- Sabar dalam mendapatkan dan menghadapi musibah, seperti: 1) Ketika terkena tragedi alam sakit tidak mengeluh dan tidak frustasi untuk berusaha mencari obatnya; 2) Ketika terkena tragedi alam tidak mengeluh dan tidak menyalahkan Allah dan orang lain.
C. Membaca Q.S. Ali-Imran/3: 134
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿ ١٣٤
Lafal | Arti | Lafal | Arti |
---|---|---|---|
الَّذِينَ | orang-orang | الْغَيْظَ | amarah |
نْفِقُونَ | yang menafkahkan harta | وَالْعَافِينَ | dan orang yang memaafkan |
فِي السَّرَّاءِ | di waktu lapang | عَنِ النَّاسِ | atas manusia |
وَالضَّرَّاءِ | dan di waktu sempit | وَاللَّهُ | dan Allah Swt. |
وَالْكَاظِمِينَ | dan orang yang menahan | يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ | mencintai orang yang berbuat baik |
Artinya :
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. ²li-Imran/3: 134)
Kandungan Q.S. Ali-Imran/3:134 menjelaskan ciri-ciri orang yang taqwa, yaitu selalu memaafkan orang lain. Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita untuk saling memaafkan dan meminta maaf, sebagaimana sabdanya: “Dari Aisah dari Anas berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sambunglah tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskanmu dan maafkanlah orang-orang yang mendzalimimu. (H.R. Baihaqi)
Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan harapan untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-‘afw yang juga mempunyai arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atau anugerah.
Perilaku pemaaf sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. Ali-Imran/3: 134 dalam kehidupan sehari-hari sanggup diwujudkan dengan:
- Memberikan maaf dengan nrimo kepada orang yang meminta maaf;
- Meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat;
- Tidak memendam rasa benci dan perasaan dendam kepada orang lain.
No comments:
Post a Comment