Dalam al-Asma’u al-Hsna terdapat sifat-sifat Allah Swt. yang wajib dipercayai kebenarannya dan dijadikan petunjuk jalan oleh orang yang beriman dalam bersikap dan berperilaku.
Orang yang beriman akan menyebabkan tujuh sifat Allah Swt. dalam al-Asma’u al-Husna sebagai anutan hidupnya, dengan berperilaku: adil, pemaaf, bijaksana, menjadi pemimpin yang baik, selalu berintrospeksi diri, berbuat baik dan berkasih sayang, bertakwa, menjaga kesucian, menjaga keselamatan diri, berusaha menjadi orang yang terpercaya, menunjukkan rasa kondusif pada orang lain, suka bersedekah, dan sebagainya.
A. Memahami Makna al-Asma’u al-Husna
Al-Asma’u al-Husna terdiri atas dua kata, yaitu asma yang berarti nama-nama, dan husna yang berarti baik atau indah. Jadi, al-Asma’u al-Husna sanggup diartikan sebagai nama-nama yang baik lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. sebagai bukti keagungan-Nya. Kata al-Asma’u al-Husna diambil dari ayat al-Qur’an Q.S. Taha/20:8.
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ
(allaahu laa ilaaha illaa huwa lahu al-asmaau alhusnaa)Artinya,
“Allah Swt. tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia mempunyai al-Asma’u al-Husna (nama-nama baik)“
Dalil wacana al-Asma’u al-Husna
a. Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-A’raf/7:180
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
(walillaahi al-asmaau alhusnaa faud'uuhu bihaa wadzaruu alladziina yulhiduuna fii asmaa-ihi sayujzawna maa kaanuu ya'maluuna)
Artinya:
“Dan Allah Swt. mempunyai asma’ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama-Nya yang baik itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam (menyebut) nama-nama- Nya. Nanti mereka akan mendapat jawaban terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. al A’raf/7:180)
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al-Asma’u al-¦usna merupakan amalan yang bermanfaat dan mempunyai nilai yang tak terhingga tingginya. Berdoa dengan menyebut al-Asma’u al-¦usna sangat dianjurkan berdasarkan ayat tersebut.
b. Hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
Dari Abu Hurairah ra. gotong royong Rasulullah saw. bersabda:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمَا مِائَةً إِلاَّ وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
(Anna Rasulullahi sholallahu'alaihi wasallam qola innalillahi tis'atan watis'iina isma miatan illa wakhidaan man akhshoha dakholal jannah)
"Sesungguhnya Allah Swt. mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (H.R. Bukhari)
Menghafalkan al-Asma’u al-¦usna akan mengantarkan orang yang melakukannya masuk ke dalam nirwana Allah Swt. Menghafalkan al-Asma’u al-¦usna harus juga diiringi dengan menjaganya, baik menjaga hafalannya dengan terus-menerus menżikirkannya, maupun menjaganya dengan menghindari perilaku-perilaku yang bertentangan dengan sifat-sifat Allah Swt. dalam al-Asma’u al-¦usna tersebut.
B. Memahami makna al-Asma’u al-¦usna
1. Al-Karim
Al-Kar³m sanggup diartikan bahwa Allah Swt. Yang Mahamulia lagi Maha Pemurah yang memberi anugerah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya. Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
(yaa ayyuhaa al-insaanu maa gharraka birabbika alkariimi)Artinya:
“Hai insan apakah yang telah memperdayakanmu terhadap Tuhan Yang Maha Pemurah?” (Q.S. al-Infitar/19:6)Menerapkan Perilaku Mulia
Sifat senang memberi yaitu sifat Allah Swt. al-Karim (Maha Pemurah) sehingga sebagai wujud keimanan tersebut, kita harus menjadi orang yang pintar membagi kebahagiaan kepada orang lain baik dalam bentuk harta atau bukan. Wujud kedermawanan tersebut contohnya menyerupai berikut.
- Selalu menyisihkan uang jajan untuk kotak amal setiap hari Jum’at yang diedarkan oleh petugas Rohis.
- Membantu sahabat yang sedang dalam kesulitan.
- Menjamu tamu yang tiba ke rumah sesuai dengan kemampuan.
2. Al-Mu’min
Al-Mu’min secara artinya Dia Maha Pemberi rasa kondusif kepada semua makhluk-Nya, terutama kepada manusia. Dengan begitu, hati insan menjadi tenang. Perhatikan firman Allah Swt. berikut!
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
(alladziina aamanuu walam yalbisuu iimaanahum bizhulmin ulaa-ika lahumu al-amnu wahum muhtaduuna)Artinya:
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan kepercayaan mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa kondusif dan mereka mendapat petunjuk.” (Q.S. al-An’am/6:82)Menerapkan Perilaku Mulia
Wujud dari meneladani sifat Allah Swt al-Mu’min yaitu menyerupai berikut.
- Menolong teman/orang lain yang sedang dalam ancaman atau ketakutan.
- Menyingkirkan duri, paku, atau benda lain yang ada di jalan yang sanggup membahayakan pengguna jalan.
- Membantu orang bau tanah atau belum dewasa yang akan menyeberangi jalam raya.
3. Al-Wakil
Kata “al-Wakil” mengandung arti Maha Mewakili atau Pemelihara. Al-Wak³l (Yang Maha Mewakili atau Pemelihara), yaitu Allah Swt. yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Firman-Nya dalam al- Qur’an:
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
(allaahu khaaliqu kulli syay-in wahuwa 'alaa kulli syay-in wakiilun)Artinya:
“Allah Swt. pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (Q.S. az-Zumar/39:62)Menerapkan Perilaku Mulia
Wujud dari meneladani sifat Allah Swt. al-Wakl sanggup berupa hal-hal berikut.
- Menjadi eksklusif yang mandiri, melaksanakan pekerjaan tanpa harus merepotkan orang lain.
- Bekerja/belajar dengan sunguh-sungguh sebab Allah Swt. tidak akan mengubah nasib seseorang yang tidak mau berusaha.
4. Al-Matin
Al-Matin artinya Mahakukuh. Allah Swt. yaitu Mahasempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya. Allah Swt. juga Mahakukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya. Oleh sebab itu, sifat al-Matin yaitu kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya. Allah Swt. berfirman:
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
(inna allaaha huwa alrrazzaaqu dzuu alquwwati almatiinu)Artinya:
“Sungguh Allah Swt., Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.” (Q.S. az-Zariyat/51:58)Menerapkan Perilaku Mulia
Perwujudan meneladani dari sifat Allah Swt. al-Matin sanggup berupa hal-hal berikut.
- Tidak gampang terpengaruh oleh rayuan atau seruan orang lain untuk melaksanakan perbuatan tercela.
- Kuat dan sabar dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan yang dihadapi
5. Al-Jami’
Al-Jami’ artinya Allah Swt. Maha Mengumpulkan apa yang dikehendaki-Nya dan di mana pun Allah Swt. berkehendak. Allah Swt. berfirman:
رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ
(rabbanaa innaka jaami'u alnnaasi liyawmin laa rayba fiihi inna allaaha laa yukhlifu almii'aada)Artinya:
“Ya Tuhan kami, gotong royong Engkau mengumpulkan insan untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya”. Sesungguhnya Allah Swt. tidak menyalahi janji.”(Q.S. Ali Imran/3:9).Menerapkan Perilaku Mulia
Pewujudan meneladani sifat Allah Swt. al-Jāmi’ di antaranya menyerupai berikut.
- Mempersatukan orang-orang yang sedang berselisih.
- Rajin melaksanakan śalat bejama’ah.
- Hidup bermasyarakat semoga sanggup menunjukkan manfaat kepada orang lain
6. Al-‘Adl
Al-‘Adl artinya Mahaadil. Keadilan Allah Swt. bersifat mutlak, tidak dipengaruhi oleh apa pun dan oleh siapa pun. Keadilan Allah Swt. juga didasari dengan ilmu Allah Swt. yang Maha Luas. Allah Swt. berfirman:
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
(watammat kalimatu rabbika shidqan wa'adlan laa mubaddila likalimaatihi wahuwa alssamii'u al'aliimu)Artinya :
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (al-Qur’an, sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang sanggup mengubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-An’am/6:115)Menerapkan Perilaku Mulia
Perwujudan meneladani sifat Allah Swt. al-‘Adl contohnya menyerupai berikut.
- Tidak memihak atau membela orang yang bersalah, meskipun ia saudara atau sahabat kita.
- Menjaga diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dari kezaliman
7. Al-Akhir
Al-Akhir artinya Yang Mahaakhir yang tidak ada sesuatu pun sesudah Allah Swt. Dia Mahakekal tatkala semua makhluk hancur, Mahakekal dengan kekekalan-Nya. Adapun kekekalan makhluk-Nya yaitu kekekalan yang terbatas, menyerupai halnya kekekalan surga, neraka, dan apa yang ada di
dalamnya. Surga yaitu makhluk yang Allah Swt. ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan perintah-Nya. Nama ini disebutkan di dalam firman-Nya:
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
(huwa al-awwalu waal-aakhiru waalzhzhaahiru waalbaathinu wahuwa bikulli syay-in 'aliimun)Artinya:
“Dialah Yang Awal dan Akhir Yang ¨ahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu “. (Q.S. al-Hadid/57:3).Menerapkan Perilaku Mulia
Meneladani sifat Allah Swt. al-Ākhir yaitu dengan cara menyerupai berikut.
- Selalu melaksanakan perintah Allah Swt. seperti: śalat lima waktu, patuh dan hormat kepada orang bau tanah dan guru, puasa, dan kewajiban lainnya.
- Meninggalkan dan menjauhi semua larangan Allah Swt. seperti: mencuri, minum-minuman ker*s, berjudi, pergaulan bebas, melawan orang tua, dan larangan lainnya.
No comments:
Post a Comment