Tolak peluru merupakan salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Sesuai dengan namanya, maka tolak peluru dilakukan tidak dilempar akan tetapi ditolak/didorong. Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal masa ke-19 di Skotlandia dan merupakan bab dari kejuaraan amatir di Inggris tahun 1866. Tolak peluru merupakan event olimpiade modern orisinil yang diadakan di Athena, Yunani tahun 1896.
1. Teknik Tolak Peluru
Dalam olahraga tolak peluru diharapkan beberapa teknik khusu biar tolakan sanggup maksimal. Gaya tolak peluru yang sering digunakan pada tolak peluru, yaitu gaya usang atau gaya ortodoks dan gaya gres atau gaya O`Brian. Kalau ada gaya lain hanyalah merupakan variasi dari kedua gaya tersebut. Tujuan tolak peluru ialah menolak sejauh-jauhnya untuk memperoleh prestasi yang optimal. Untuk mencapai tolakan yang jauh, seorang atlet harus memahami dan menguasai teknik tolak peluru.
Prinsip dasar tolak peluru ada empat macam, yaitu: memegang peluru, perilaku tubuh ketika akan menolakkan peluru, cara menolakkan peluru, dan perilaku tubuh sehabis menolakkan peluru. Keempat prinsip dasar tolak peluru tersebut akan diuraikan satu-persatu berikut ini.
a. Memegang peluru
Ada tiga teknik memegang peluru: jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam perilaku sewajarnya. Untuk orang yang berjari berpengaruh dan panjang, jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa digunakan oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja perilaku jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil. Amati peragaan cara memegang peluru dalam acara prinsip dasar tolak peluru berikut ini.
- Peluru dipegang dengan jari-jari tangan dan terletak pada telapak tangan bab atas.
- Peluru diletakkan pada telapak tangan bab atas atau pada ujung telapak tangan yang bersahabat dengan jari-jari tangan.
- Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka (jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk) dipergunakan untuk menahan dan memegang peluru bab belakang.
- Jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang/menahan peluru bab samping, yaitu biar peluru tidak tergelincir ke dalam atau ke luar.
- Setelah peluru tersebut sanggup dipegang dengan baik, lalu letakkan pada pundak dan menempel (melekat) di leher. Siku diangkat ke samping sedikit agak serong ke depan.
- Pada waktu memegang dan meletakkan peluru pada bahu, usahakan biar keadaan seluruh tubuh dan tangan jangan hingga kaku, tetapi harus dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dan lengan yang lain membantu menjaga keseimbangan.
b. Sikap Badan Saat Akan Menolak Peluru
Agar sanggup melaksanakan tolak peluru dengan benar ada beberapa Tahapan pembelajaran tolak peluru, hal ini biar anda sanggup melakukannya dengan benar. Salahsatunya ialah perilaku badab ketika akan menolak peluru. Amati dan peragakan gerakan perilaku tubuh ketika akan menolak peluru berikut ini.
- Berdiri tegak menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka.
- Kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sedikit agak serong ke samping kanan.
- Berat tubuh berada pada kaki kanan, tubuh agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada pundak (pundak), tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas.
- Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan. Pandangan tertuju ke arah tolakan.
c. Menolakkan Peluru
Menolakan peluru merupakan bab yang sangat penting dalam tolak peluru, sehingga pada bab ini teknik harus dikuasai dengan baik biar tolakan sanggup berhasil dan memperoleh lemparan yang maksimal. Amati dan peragakan gerak spesifik menolakkan peluru berikut ini.
- Bersamaan dengan memutar tubuh ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas ke belakang (ke arah samping kiri), pinggul dan pinggang serta perut diputar ke depan agak ke atas hingga dada terbuka menghadap ke depan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan, pandangan tertuju ke arah tolakan.
- Saat seluruh tubuh (dada) menghadap ke arah tolakan, secepatnya peluru tersebut ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan (parabola) bersamaan dengan sumbangan tolakan kaki kanan.
Sikap tubuh sehabis menolakkan peluru, yaitu suatu bentuk gerakan sehabis peluru ditolakkan lepas dari tangan, dengan maksud untuk menjaga keseimbangan badan, biar tubuh tidak terjatuh ke depan atau ke luar dari lapangan tempat untuk melaksanakan tolakan. Amati dan peragakan gerakan tubuh sehabis menolakkan peluru berikut ini.
- Setelah peluru yang ditolakkan atau didorong tersebut lepas dari tangan, secepatnya kaki yang dipergunakan untuk menolak itu diturunkan atau mendarat (kaki kanan) kira-kira menempati tempat bekas kaki kiri (kaki depan), dengan lutut agak dibengkokkan.
- Kaki kiri (kaki depan) diangkat ke belakang lurus dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan.
- Badan condong ke depan, dagu diangkat, tubuh agak miring ke samping kiri, pandangan ke arah jatuhnya peluru.
- Tangan kanan dengan sikut agak dibengkokkan berada di depan sedikit agak di bawah badan, tangan/lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga keseimbangan.
2. Perlengkapan dan Peraturan Tolak Peluru
Peralatan yang dibutuhkan dalam tolak peluru antara lain lapangan, peluru, bendera kecil, dan meteran. Lapangan tolak peluru berbentuk bundar berdiameter 2,135 m. Lingkaran tolak peluru harus dibentuk dari besi, baja atau materi lain yang cocok dilengkungkan, bab atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam bundar tolak dibentuk dari semen, aspal atau materi lain yang padat tetapi tidak licin. Berikut beberapa ukuran lapangan tolak peluru.
- Sektor lemparan/lapangan dibatasi oleh 2 garis yang menuju ke sentra lingkaran, lewat tepi balok lemparan yang panjangnya 1,22 m; tinggi 10 cm; dan lebarnya 11,4 cm.
- Berat peluru: laki-laki 7,26 kg dan perempuan 4 kg.
- Sepatu yang dipergunakan memiliki permukaan yang keras dan tanpa paku.
- Tolakan peluru yang dilakukan oleh penerima dianggap gagal, kalau :menyentuh balok batas sebelah atas dan menyentuh tanah di luar lingkaran; keluar masuk bundar dari muka garis tengah; peluru jatuh di luar sektor lingkaran; berjalan keluar bundar di kawasan lemparan; peluru diletakkan di muka dada atau belakang kepala; dipanggil sudah 2 menit belum melempar; penerima gagal melempar sehabis 3 kali lemparan.
No comments:
Post a Comment