Saturday, June 27, 2020

Diskusi Sebagai Penyajian Laporan Penelitian

Untuk keperluan akademik, laporan penelitian perlu dinilai dan mendapat respon dari pihak lain. Oleh lantaran itu, laporan penelitian harus diseminarkan atau didiskusikan dengan pihak-pihak terkait sebelum dipublikasikan kepada masyarakat luas. Salah satu cara yang sanggup dilakukan yakni melalui diskusi kelas. Melalui diskusi kelas penulis memaparkan hasil penelitian di hadapan penerima diskusi. Para penerima diskusi diperlukan sanggup mengetahui, memahami, mengevaluasi, serta memperlihatkan saran dan kritik kepada penulis.

A. Diskusi Kelas
Diskusi kelas yakni percakapan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok yang tiap-tiap anggota kelompok saling tukar pendapat ihwal sesuatu persoalan atau tolong-menolong memecahkan masalah. Laporan penelitian akan bermanfaat kalau dibaca oleh orang lain. Untuk memantapkan isi laporan penelitian, sanggup didiskusikan atau diseminarkan terlebih dahulu.

Setiap penerima diskusi menyumbangkan dan menilai pendapat yang diajukan dalam diskusi. Buah pikiran dan keterangan, atau pendapat yang diajukan dinilai bersama secara kritis dalam rangka mencari pemecahan. Jadi, diskusi kelompok merupakan bentuk tukar pikiran dalam musyawarah. Masalah yang didiskusikan harus dirumuskan dengan sempurna sehingga terbatas pada satu masalah. Manfaat dari penyajian laporan penelitian melalui diskusi kelas, antara lain:
  1. Memperoleh umpan balik dari peserta,
  2. Mengungkapkan banyak sekali kemampuan yang dimiliki peserta,
  3. Membantu penerima berpikir teoretis dan mudah lewat topik yang disajikan, dan
  4. Mengembangkan motivasi penerima untuk lebih mendalami dan memecahkan setiap masalah.

Pembicaraan dalam diskusi biasanya berlangsung melalui langkah-langkah sebagai berikut.
  1. Hakikat persoalan yang dibicarakan dan lantaran apa yang menimbulkan masalah.
  2. Beberapa alternatif cara pemecahan yang sanggup digunakan.
  3. Tiap-tiap cara pemecahan harus dipertimbangkan baik buruknya kemudian harus ditetapkan mana cara yang terbaik.

Hal-hal penting dalam diskusi kelompok, antara lain sebagai berikut.
  1. Seorang siswa sebagai pemimpin diskusi atau moderator yang betugas memimpin jalannya diskusi.
  2. Seorang siswa sebagai pemrasaran yang bertugas memberikan isi makalah yang dibuat.
  3. Seorang siswa sebagai penyanggah atau pembahas yang bertugas menanggapi dan membahas isi pemrasaran.
  4. Seorang siswa sebagai sekretaris yang bertugas menulis hasil diskusi.
  5. Beberapa siswa (10 - 20 orang) sebagai penerima diskusi yang ikut aktif mengikuti jalannya diskusi.
  6. Semua yang mengikuti diskusi sebaiknya membawa makalah materi diskusi.
  7. Setelah pemrasaran memberikan isi makalah, disusul penyanggah, dan kemudian gres dilanjutkan balasan peserta.
  8. Sekretaris menulis hal-hal penting, menyerupai saran, usulan, dan perubahan isi makalah, kemudian membacakan jadinya pada simpulan diskusi.

Bentuk-Bentuk Diskusi Kelas
Bentuk diskusi bemacam-macam, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Bentuk diskusi kelas yang biasa dipakai antara lain the social problem meeting, the opened meeting, dan the educational diagnosis meeting.
  1. The Social Problem Meeting. Pada bentuk diskusi ini para siswa berdiskusi ihwal masalah-masalah sosial di kelas atau di lingkungan sekolahnya dengan harapan setiap siswa terpanggil untuk berguru dan bertingkah laris sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contohnya diskusi mengenai pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang sering dilakukan oleh para siswa.
  2. The Opened Meeting. Bentuk diskusi ini para siswa berdiskusi mengenai persoalan apa saja yang bekerjasama dengan kehidupan mereka sehari-hari. Misalnya diskusi mengenai hobi, kebiasaan, atau cita-cita.
  3. The Educational-Diagnosis Meeting. Pada diskusi ini para siswa berdiskusi mengenai pelajaran di kelas dengan maksud saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang diterimanya sehingga masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik. Misalnya diskusi kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah atau diskusi kelompok untuk membahas materi pelajaran.

Diskusi sanggup berjalan lancar apabila pembicaraan berlangsung ke banyak sekali arah. Tanya jawab akan berlangsung berdasarkan arus bolak-balik sesuai dengan pembicaraan yang dikemukakan pembicara. Tugas dan tanggung jawab pemimpin diskusi sebagai berikut.
  1. Merundingkan terlebih dahulu dengan penerima hal-hal yang berkaitan diskusi.
  2. Membuka diskusi dengan uraian pendek, tepat, tidak bertele-tele ihwal persoalan yang akan didiskusikan.
  3. Memimpin diskusi dengan sabar dan menghargai pendapat yang dikemukakan peserta.
  4. Bersifat ramah, jujur, dan tidak berat sebelah.
  5. Menjadi motor pelopor jalannya diskusi.
  6. Membuat rangkuman pembicaraan.
  7. Menutup diskusi dan membacakan rangkuman hasil diskusi.

Tugas dan kewajiban penerima sebagai berikut.
  1. Mempersiapkan diri sebaik-baiknya hal-hal yang berkaitan dengan persoalan yang didiskusikan.
  2. Aktif dalam pembicaraan dengan semangat kerja sama.
  3. Peka terhadap teknik yang sanggup mendorong diskusi berjalan lancar dan tertib.

B. Diskusi Panel
Diskusi panel yakni bentuk diskusi yang terdiri atas seorang pemimpin diskusi dan beberapa orang penerima atau pemakalah, serta disaksikan beberapa orang pendengar. Dalam diskusi panel, hanya para penerima atau pemakalah yang mendiskusikan persoalan yang dijadikan topik pembicaraan. Tempat duduk dalam diskusi panel biasanya disusun sebagai berikut.
 laporan penelitian perlu dinilai dan mendapat respon dari pihak lain Diskusi Sebagai Penyajian Laporan Penelitian
Sebelum melangsungkan diskusi, langkah-langkah pembicaraan disusun dahulu antara penerima dan pemimpin diskusi. Pemimpin diskusi mengatur jalannya diskusi sesuai dengan langkah-langkah yang telah disepakati. Petunjuk yang sangat mempunyai kegunaan bagi kelancaran diskusi panel sebagai berikut.
  1. Usahakan supaya jangan ada pembicaraan menyerupai orang berpidato.
  2. Peserta diskusi panel dalam berbicara jangan lebih dari lima menit.
  3. Pemimpin dan penerima diskusi panel berbicara di kawasan duduknya masingmasing.
  4. Pada waktu berbicara, penerima harus memperhatikan para pendengar apakah suaranya sanggup dipahami oleh pendengar.
  5. Pemimpin harus menandakan secara terang pada waktu permulaan diskusi apa yang diharapkannya dari pendengar. Misalnya, kapan pendengar sanggup mengajukan pertanyaan atau memperlihatkan komentar terhadap persoalan yang dibicarakan.
  6. Separo dari waktu yang tersedia untuk diskusi harus dipakai untuk tanya jawab dengan pendengar dan untuk memberikan rangkuman diskusi.

No comments:

Post a Comment